Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 06 April 2020 | 19:51 WIB
[Ilustrasi] Sejumlah pedagang daging ayam melayani pembeli. (Antara/Rahmad)

SuaraJogja.id - Akibat pandemi COVID-19, transaksi barang dan jasa menurun. Salah satunya dirasakan pedagang daging ayam potong di Pasar Bendungan, Wates, Kulon Progo. Mereka mengaku harga daging ayam turun drastis.

Sri Suyanti, salah satu penjual ayam potong di Pasar Bendungan Wates, mengatakan bahwa harga daging ayam saat ini berkisar menjadi Rp20.000-22.000, dari harga semula Rp30.000 per kilogram.

"Iya ini merosot harganya, kurang lebih 40% turunnya, lumayan terasa buat kami pedagang," ungkapnya saat ditemui SuaraJogja.id, Senin (6/4/2020).

Penyebaran virus corona yang kian meluas menjadi salah satu penyebab merosotnya harga daging ayam di pasar tradisional sejak beberapa hari terakhir. Selain itu, kondisi ini terjadi juga akibat jumlah pasokan yang tinggi, tetapi tidak dibarengi dengan permintaan dari pasar.

Baca Juga: Heboh Nasabah Tergeletak saat Wabah Corona, Ini Kata Bos Bank BCA

Permintaan menurun ini juga imbas dari warga yang tidak keluar rumah, yang memang harus dilakukan demi menekan angka penularan COVID-19. Tak hanya itu saja, akibat banyaknya pasokan dari para peternak tadi, kini marak pedagang dadakan yang memilih menjual daging ayam mereka melalui media sosial dengan harga Rp10.000-15.000 per kilogramnya.

Hal senada juga diungkapkan Sumiyati. Semenjak virus corona meewabah hingga masyarakat harus melakukan pembatasan sosial, pemesan ayam menurun.

"Pembelinya hanya sedikit. Tidak ada orang yang membuat hajatan, ya otomatis pembeli hanya sekilo dua kilo, paling banyak tiga kilo. Kalau ada orang hajatan kan banyak, pesannya bisa banyak," ujar Sumiyati.

Ia menambahkan bahwa memang banyak warga yang lebih memilih membeli melalui pedagang secara online. Selain lebih murah, juga banyak penjual yang menyediakan layanan pesan-antar sampai ke rumah.

Menyikapi kondisi ini, tidak sedikit dari para pedagang pasar tradisional terpaksa turut bersaing dengan pedagang online agar tetap bisa bertahan.

Baca Juga: Pilih Pulang Mandiri, Puluhan Ribu Pekerja Migran Indonesia Sudah Tiba

Mereka berharap, pemerintah dapat turun tangan dalam mengatasi kondisi ini agar para pedagang yang masih berjualan, khususnya di pasar tradisional, tetap bisa bertahan di tengah wabah corona ini.

Load More