Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 10 April 2020 | 15:20 WIB
Endi dan Silvi, korban pohon tumbang Jalan Wates pada Februari 2020, mengunjungi makam bayinya yang meninggal dalam kandungan. - (Twitter/@bogalbogel)

SuaraJogja.id - Lebih dari dua bulan sudah Endi Yogananta (26) dan Israni Silvia Sujarman (25) melalui hari-hari tanpa Pradipta Kenzo Yoshvia, bayi yang sudah mereka tunggu-tunggu kelahirnnya, tetapi akhirnya meninggal dalam kandungan Silvi. Sejak kejadian pohon tumbang di Jalan Wates, Sleman itu, Endi dan Silvi berusaha memulihkan luka batin dan menerima kehilangan anak pertama mereka.

Kini, Silvi rupanya sudah bisa berjalan meski harus menggunakan alat bantu. Kondisinya itu terlihat dalam unggahan Endi di akun Twitter-nya, @bogalbogel, pada Kamis (9/4/2020).

Endi memperlihatkan potret ketika ia dan sang istri mengunjungi makam Kenzo. Menurut keterangan Endi, Silvi telah berjanji pada putranya yang tak sempat ia gendong itu untuk segera pulih dan bisa berziarah ke makam.

Endi dan Silvi, korban pohon tumbang Jalan Wates pada Februari 2020, mengunjungi makam bayinya yang meninggal dalam kandungan. - (Twitter/@bogalbogel)

"Dek, Papi datang bawa mamimu. Tepat 2 bulan setelah kejadian yang menimpa, dan mamimu bertekad buat cepet pulih dan ke makam kamu, Dek Kenzo, dan, mamimu menepati janjinya," cuit @bogalbogel.

Baca Juga: Ditemui Bupati, Endi Korban Pohon Tumbang Curhat Habiskan Puluhan Juta

Di video yang juga ia unggah pada utas tersebut, tampak Silvi berjalan di tanah makam tanpa sepatu, dengan bantuan penyangga di kedua tangannya. Endi mengaku tak tega melihat perjuangannya istrinya.

Meski begitu, kata dia, Silvi bersikeras ingin berjalan sendiri tanpa digendong ke makam Kenzo. Padahal, bagi Endi, masa pemulihan yang dilalui Silvi terbilang sangat cepat.

"Perjuangan mamimu enggak mudah, Dek, untuk bisa sampai di makam kamu, 2 bulan waktu yang sangat cepat menurut Papi buat mamimu penyembuhan sampai bisa jalan dengan tongkat ke makam, Dek. Saat mamimu mau Papi gendong, dia enggak mau, Dek, maunya jalan sendiri. Papi ndak tega," tulisnya.

Endi juga mengungkapkan, saat ini dirinya mengandalkan sisa uang tabungannya untuk melepas pelat pascaoperasi Silvi. Dirinya juga berterima kasih pada warganet yang selama ini mendukung dan membantu kesembuhan keluarganya.

Tak hanya itu, saat ini Endi juga berusaha menambah penghasilan lewat penjualan masker kain, yang kini tengah dibutuhkan masyarakat di tengah pandemi corona; juga camilan khas Godean, Yogyakarta.

Baca Juga: Kumpulkan Rp82 Juta, Pemkab Sleman Bantu 4 Korban Pohon Tumbang Jalan Wates

"Buat temen-temen yang lagi cari masker, saya sedang jualan masker 2 lapis dengan bahan lembut dan pas untuk mulut dan hidung. Tersedia dengan berbagai motif yang terpilih, jadi ndak pasaran. Harga masker 10 ribuan," ungkap @bogalbogel.

"Saya juga jualan peyek dan juga jajanan yang diproduksi khas dari Godean Jogjakarta. Bisa di kirim ke luar kota (selain peyek karena mudah remuk). Ada keripik singkong manis dan pedas, ada bakso goreng pedas, dan peyek kacang dan teri," imbuhnya,

Utas yang dicuitkan Endi ini pun viral. Hampir tiga ribu akun me-retweet-nya dan 11 ribu lebih warganet menekan tombol cinta.

Endi dan Silvi, korban pohon tumbang Jalan Wates pada Februari 2020, mengunjungi makam bayinya yang meninggal dalam kandungan. - (Twitter/@bogalbogel)

Diberitakan SuaraJogja.id sebelumnya, sebatang pohon sonokeling di Jalan Wates KM 4, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman ambruk, Rabu (5/2/2020) dan menimpa enam orang. Sepasang suami-istri Endi Yogananta (26) dan Israni Silvia Sujarman (25), yang juga menjadi korban dalam kejadian ini, terpaksa kehilangan calon anaknya yang tengah berusia 8 bulan di dalam kandungan.

Mengetahui Silvi hamil besar, pihak rumah sakit, kata Endi, langsung melakukan persalinan dengan jalan operasi sesar. Namun sayang, bayi Endi dan Silvi, yang telah diberi nama Pradipta Kenzo Yoshvia, mendapat benturan di bagian kepala.

Di hari itu juga Kenzo kemudian dimakamkan, sementara Silvi menjalani perawatan intensif karena mengalami luka-luka yang cukup parah, seperti patah tulang pinggul, kemaluan, dan tulang duduk bagian kiri hingga pendarahan.

Bupati Sleman Sri Purnomo kemudian menemui Endi, Jumat (21/2/2020), di ruang pertemuan RS JIH Sleman dan menyerahkan santunan sebesar Rp73.280.000, hasil penggalangan dana dari Pemkab Sleman, Baznas Kabupaten Sleman, TRC Gamping, CSR PDAM Sleman, dan CSR Bank Sleman. Sri Purnomo tak menampik, jumlah tersebut belum seluruhnya mampu melunasi biaya perawatan korban. Namun, ia beraharap dapat membantu meringankan beban Endi dan Silvi.

Endi pun berterima kasih atas bantuan tersebut meskipun dirinya tidak begitu yakin bahwa pengobatan serta perawatan yang dijalani istrinya bisa tertutup oleh bantuan yang diberikan Pemkab Sleman.

"Saya hanya berharap, perhatian pemerintah tak berhenti di sini, mengingat kejadian yang terjadi saat itu [pohon tumbang 15 Februari 2020 malam], saya berada di ruang publik, sedang berhenti di lampu merah. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba pohon tumbang dan menimpa kami," ungkapnya.

Load More