SuaraJogja.id - Larangan mengadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa, termasuk proses jual beli membuat dampak ekonomi akibat penyebaran virus corona menghantam pelaku usaha.
Misalnya saja para pedagang makanan kaki lima yang tidak bisa membuka lapak dagangan, kehilangan pelanggan, hingga ditolak masuk ke kampung-kampung.
Salah seorang pedagang cilok keliling di Bantul, Puput mengaku mengalami penurunan pemasukan, akibat berkurangnya pelanggan.
Perempuan asal Banguntapan tersebut biasa menjajakan dagangannya keliling dari satu kampung ke kampung lainnya. Dengan adanya karantina wilayah yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, membuat ia kehilangan pelanggan.
Baca Juga: Tak Promosikan Online Market, Ini Langkah Bupati Bantul Hadapi COVID-19
"Ya pernah ditolak, tapi sekarang sadar diri aja. Kalau digerbangnya itu sudah dipalang ya langsung puter balik cari tempat lain," kata Puput Jumat (10/4/2020).
Pada hari biasanya Puput mampu menjual 800 biji cilok, dengan rata-rata pendapatan Rp 120.000. Sementara belakangan ini, ia hanya membawa 500 biji cilok dan lebih sering terjual 300 biji saja, dengan pendapatan harian sekitar Rp50.000.
Selain itu, jika pada hari biasa ia bekerja sejak pukul delapan pagi hingga empat sore. Sekarang, Puput bekerja lebih lama, hingga pukul delapan malam agar dagangannya dapat habis terjual.
Meski demikian, Puput mengaku bersyukur masih bisa mencari rejeki untuk anak dan istrinya. Namun, ia juga berharap keadaan ini akan seger berakhir dan semua kembali seperti semula.
Menyadari dampak ekonomi yang mulai menyerang warganya, Camat Banguntapan Fauzan Muarifin memperkenalkan semangat Jagoriko.
Baca Juga: Puskesmas di Bantul Layani Rapid Test Corona Secara Terbatas
Jagoriko merupakan kepanjangan dari 'Jajan Tonggo, Nglarisi Konco'. Semangat ini bertujuan untuk mengajak masyarakat, agar membantu satu sama lain.
"Saya mengajak masyarakat agar membantu satu sama lain, sehingga roda ekonomi tetap berjalan," kata Fauzan.
Ia mengaku sudah menerapkan semangat ini sejak lama. Harapannya, masyarakat dapat bergotong royong membantu satu sama lain, dalam melewati masa krisis ini.
Tidak hanya itu, Fauzan juga mengajak warganya untuk mendirikan posko tanggap ekonomi untuk menghadapi dampak ekonomi dari merebaknya virus corona.
Melalui posko tersebut, masyarakat yang mampu diharapkan dapat bergotong royong membantu pasokan sembako bagi masyarakat yang membutuhkan.
Berita Terkait
-
Penjual Cilok Dikunjungi Gus Men, Kaget dan Bahagia Terima Bantuan
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir