SuaraJogja.id - Setelah beberapa pekan diguyur hujan lebat, sejak tiga hari belakangan wilayah Jogja dan sekitarnya didera cuaca panas nan menyengat.
Ungkapan Jogja panas pun sempat jadi bahasan sejumlah netizen di jejaring sosial Twitter. Tak sedikit yang berspekulasi menyebut bahwa hawa panas yang terjadi di Jogja tak lepas dari aktivitas gunung Merapi yang beberapa bulan terakhir kerap terjadi erupsi.
Salah satu netizen bahkan melontarkan dugaan bahwa inti panas bumi sekarang posisinya berada persis di bawah gunung Merapi.
Spekulasi-spekulasi itupun mendapat beragam tanggapan dari para netizen lainnya.
"Kalo Jogja panas biasanya yang disalahin gunung Merapi bledos," kata @ichiproyotro.
"Inti panas bumi jare (katanya) pindah di bawah merapi, kuliahku 6 tahun kuwi kelihatannya gagal gara-gara inti panas bumi pindah," tulis @primbvncuaca.
"van Bemmelen menangis melihat ini," tulis @Jogja_Uncover.
Sementara itu, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) DIY menilai bahwa hawa panas tersebut merupakan fenomena alam yang normal. Pasalnya wilayah Jogja saat ini sudah memasuki musim pancaroba.
"Ini fenomena alam biasa. Umumnya wilayah Jogja sudah memasuki pancaroba. Pada masa pancaroba biasanya ditandai dengan cuaca yang fluktuatif, artinya terkadang cerah-berawan maupun hujan sedang-lebat," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas dikonfirmasi suarajogja.id, Minggu (12/4/2020).
Baca Juga: Cerita Bidan di Jogja, Digosipkan PDP dan Meninggal Dunia Karena COVID-19
Reni melanjutkan, meski terjadi hujan lebat biasanya durasi berjalan cukup singkat. Bahkan dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang dengan arah angin yang berubah-ubah.
Pihaknya tak menampik bahwa beberapa hari ini cuaca di Jogja terasa panas. Disamping karena pancaroba, kondisi cuaca yang dominan cerah berawan juga menyebabkan angin yang bertiup dari timur ke tenggara bersifat kering. Karena tidak banyak membawa masa uap air, angin (sifat kering) tersebut mulai bertiup melewati pulau Jawa dan wilayah Jogja.
"Suhu udara maksimum beberapa hari terakhir berkisar 30-32 derajat celcius. Hal ini masih dalam kisaran normal. Jika dikatakan panas ekstrem saat suhu mencapai 35 derajat celsius. Tapi suhu maksimal yang terdata hanya kisaran 32 derajat celsius," terang dia.
Namun begitu, Reni memprediksi bahwa fenomena alam ini tak akan berlangsung lama.
Berita Terkait
-
Lagi, Studi dari Inggris Tunjukkan Kaitan Cuaca Panas dengan Virus Corona
-
CEK FAKTA: Benarkah Covid-19 Tak Kuat Panas Indonesia seperti Klaim Luhut?
-
Hujan Lebat, Angin dan Banjir Hantui Sejumlah Wilayah di DIY
-
BMKG Perkirakan Jogja dan Sekitarnya Diguyur Hujan Akhir Bulan Ini
-
Cuaca Panas di Jogja dan Sekitarnya Diprediksi Berlangsung Hingga Seminggu
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
Terkini
-
Pilu di Tegal Lempuyangan: Tenggat Waktu Usai, Warga Serahkan Kunci Rumah ke KAI
-
Ramos Horta: ASEAN Kunci Redam Konflik Kamboja-Thailand! Ini Kata Peraih Nobel Soal Peran Penting ASEAN
-
Nostalgia Ramos Horta dengan Becak Jakarta: Dulu Dibuang ke Sungai, Sekarang Jadi Souvenir?
-
PSIM Yogyakarta Resmi Perkenalkan Skuad Super League, Usung Semangat 'Sak Sukmamu Sak Jiwamu'
-
Titah Raja Turun: 400 Makam di Tanah Sultan Ground Dibongkar Demi Tol Jogja-Solo