SuaraJogja.id - Demi mengupayakan percepatan pecegahan penyebaran COVID-19, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul berencana membuat 200.000 masker untuk dibagikan pada masyarakat. Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, pengadaan masker masih dalam proses dan baru akan diproduksi mulai minggu depan.
"Rencananya, penyaluran masker akan dilakukan secara bertahap, sehingga tidak harus menunggu seluruh masker jadi. Nanti yang sudah siap langsung didistribusikan ke desa-desa untuk dibagikan ke masyarakat," kata Edy di Gunungkidul, Kamis (16/4/2020).
Menurut Edy, dalam pengadaan masker ini, BPBD Gunungkidul akan memanfaatkan tenaga penjahit lokal. Penjahit di Gunungkidul, kata dia, sangat banyak, sehingga dengan memanfaatkan tenaga yang dimiliki ini, dampaknya diharapkan bisa ikut dirasakan oleh masyarakat, khususnya para penjahit.
"Mudah-mudahan semua bisa berjalan dengan lancar dan pandemik bisa dicegah, sehingga kehidupan bisa kembali normal,” ucap Edy.
Baca Juga: Siap Pecat Pejabat Main Pungli, Yasonna: Tolong Lapor ke FB dan IG Saya
Ia mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk penanganan COVID-19 melalui BPBD sebesar Rp1,17 miliar melalui Belanja Tak Terduga (BTT). Dana ini selain untuk pengadaan masker juga dimanfaatkan guna pembelian cairan disinfektan serta akomodasi selama proses penanggulangan berlangsung.
"Kami jalankan kegiatan sesuai dengan tugas pokok fungsi yang kami miliki," ungkapnya.
Dilaporkan ANTARA, Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mendukung penuh langkah BPBD untuk membagikan masker kepada masyarakat karena masker menjadi salah satu alat penting dalam upaya pencegahan COVID-19.
Ia tetap meminta BPBD Gunungkidul melibatkan penjahit lokal karena tenaga yang dimiliki bisa diberdayakan. Ia tidak ingin, pengadaan alat perlindungan diri (APD) bagi petugas medis yang mendatangkan dari luar daerah terulang kembali dalam kegiatan pengadaan 200.000 masker.
"Alasan itulah yang membuat saya teguh meminta BPBD menggunakan penjahit lokal. Selain bisa buat sendiri, para penjahit juga bisa mendapatkan berkah, dan uangnya tidak keluar ke daerah lain," jelas Endah.
Baca Juga: Dahulukan di Jakarta, Kemensos Belum Salurkan BLT Orang Miskin Rp 600 Ribu
Dirinya pun mengaku siap membantu BPBD mengumpulkan penjahit untuk membuat masker.
"BPBD tinggal tentukan desain dan standarisasinya seperti apa. Nanti kalau sudah ada, desain diserahkan ke penjahit untuk kemudian dimulai proses produksi dan kemudian setelah jadi didistribusikan ke masyarakat," kata Endah.
Berita Terkait
-
Jangan Disinfeksi Masker Kain Pakai Pemutih, ini Bahayanya Ketika Terhirup!
-
Biasa Sablon Jersey Futsal, Yeye Banting Setir Produksi Masker Edukasi
-
Lawan Corona, Baznas Jogja Salurkan 20 Ribu Masker Buatan Warga Binaan
-
Ahli Epidemiologi UI: Data Corona Pemerintah Underestimate dan Undereported
-
PDP Asal Sulbar Meninggal Dunia, Punya Riwayat Perjalanan ke Jogja
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional