Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 18 April 2020 | 11:36 WIB
Kariyanto sedang menawarkan dagangannya berupa masker kain dan makanan ringan di salah satu gedung perkantoran di Wates, Kulon Progo, Sabtu (18/4/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Meski menjadi momok yang menakutkan, ternyata di balik pandemi COVID-19, yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2, sebagian orang  mampu menghadapinya dengan mencari celah usaha hingga mendapat berkah, salah satunya Kariyanto (36), seorang pedagang keliling.

Warga Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo itu harus menghidupi ketiga anak lelakinya dengan berjualan barang dan makanan yang ia edarkan keliling. Sudah sejak 2004 ia menyambung hidup dengan berjualan keliling ke pasar, kantor, juga puskesmas.

Awalnya sebelum merebak virus corona, Kariyanto berprofesi sebagai penjual baju-baju, khususnya baju perempuan. Namun setelah pandemi corona, ia mengalihkan dagangannya menjadi makanan dan masker kain.

Anjuran pemerintah untuk menggunakan masker bagi warga yang keluar rumah ternyata dipandang sebagai peluang usaha oleh Kariyanto. Ia mengaku biasa menjajakan dagangannya keliling ke tempat-tempat umum, khususnya pasar dan perkantoran.

Baca Juga: Netflix Tayangkan Film Dokumenter Gratis, Cek Judul Tayangannya di Sini

"Dulu sebelum corona sebenarnya saya juga sudah jualan masker. Dulu masker yang saya jual Rp10.000 bisa dapat tiga, tapi sekarang naik dan pabrik juga ada kesempatan sekarang satunya Rp5.000," katanya saat ditemui SuaraJogja.id di sela-sela menjual barang dagangannya, Sabtu (18/4/2020).

Menurut Kariyanto, kualitas masker kain yang ia jual lebih baik dibanding dengan yang lain. Hal itu dikarenakan bahan masker kain yang digunakan berasal dari Bandung, dan masker kain itu dari perca baju yang bermerek.

Permulaan ia kembali menjual masker kain tidak lebih dari 36 buah jumlahnya. Namun sekarang ia berani membawa 300 bahkan lebih masker kain untuk dijual.

"Dulu ya enggak mesti, kadang juga cuma paling laku sembilan buah doang, tapi kalau ketemu orang yang butuh, ya bisa selusin. Sekarang pas corona dari 300 bisa laku 150. Terakhir saya ambil 120 lusin, habisnya kurang lebih lima hari saja," ungkapnya.

Kariyanto juga tidak jarang mendapat pesanan dari berbagai pihak atau instansi yang memang membutuhkan. Karena hasil berjualan masker ini cukup menguntungkan baginya, sekarang dagangan baju-baju miliknya dikurangi atau dihentikan sementara.

Baca Juga: Minat Belanja Online Meningkat di Tengah Pandemi

Ia menuturkan bahwa sekarang ia menjual baju hanya sesekali di hari Minggu saja, dan itu pun hanya perorangan. Untuk sekarang pihaknya lebih fokus menjual masker kain dan makanan ringan.

Saat ditanya terkait COVID-19, Kariyanto tidak bisa memungkiri rasa takutnya. Namun, keyakinan dan selalu mematuhi protokol kesehatan yang ada menjadi kunci baginya dalam mengais pundi-pundi rupiah.

"Ya saya juga takut corona, tapi setiap kulakan atau mengambil barang di pabrik juga sudah ada aturannya kok, jadi aman, seperti pengecekan suhu tubuh, disterilisasi, cuci tangan, dan macam-macam. Masuk kantor dan puskesmas pun juga begitu," ucapnya.

Ia mengakui bahwa berjualan masker kain di tengah pandemi virus corona ini menjadi berkah dan mampu mengangkatnya secara ekonomi. Menurutnya, pandemi sekarang ini bisa dilihat sebagai peluang, khususnya bagi siapa pun yang bisa menjahit.

"Menurut saya ini peluang, untuk yang bisa menjahit bisa bikin masker dan kalau bisa dikelilingi di pasar-pasar gitu. Kalau cuma di pinggir jalan, menurut saya kurang prospek. Kita harus aktif dalam kondisi sekarang ini, tentunya dengan taat kepada protokol kesehatan yang ada," tegasnya.

Sumiyatun, salah seorang pembeli, mengungkapkan kekagumannya terhadap perjuangan Kariyanto. Ia bisa dibilang menjadi saksi kerja keras Kariyanto karena rutin membeli dagangannya.

"Dia itu pinter banget, apa-apa dijual. Dari dulu sudah jualan keliling, dari lajang hingga anaknya sudah tiga. Ulet pokoknya, salut deh," ujarnya.

Load More