SuaraJogja.id - Menjelang Ramadan, sebagian masyarakat di Jawa biasa menggelar tradisi nyadran atau ziarah ke makam keluarga atau kerabat. Salah satunya seperti yang biasa dilakukan oleh masyarakat Wijirejo, Pandak, Bantul. .
Prosesi nyadran berpusat di makam Panembahan Bodho yang terletak di komplek Makam Sewu Wijirejo, Pandak, Bantul rutin digelar setiap hari Senin setelah tanggal 20 bulan Ruwah menurut penanggalan Jawa.
Prosesi Nyadran biasanya diawali dengan membersihkan makam hingga pawai bregodo sembilan dusun dan diakhiri dengan tahlilan di komplek pemakaman Panembahan Bodho.
Untuk tahun ini, meski ada bahaya wabah virus corona yang mengancam, bendahara pengurus Makam Sewu, Subandi menjelaskan bahwa tradisi tersebut akan tetap dilaksanakan. Hanya saja untuk tahun ini akan dilakukan penyesuaian sesuai instruksi pemerintah terkait social distancing.
Baca Juga: Persediaan Terbatas Selama Wabah, PMI Bantul Tak Kirim Stok ke Bank Darah
"Kita soalnya kan orang Jawa, tradisi yang seperti nyekar itu tetap kita laksanakan. Tetapi berhubung ada virus corona, jadi kita buat yang sesuai aturan pemerintah," kata Subandi saat ditemui di kawasan makam Minggu (19/4/2020).
Ia menjelaskan bahwa pembacaan tahlil di dalam makam akan tetap dilaksanakan dengan jumlah peserta yang terbatas. Jika biasanya bisa diikuti oleh ribuan orang, kini hanya lima belas orang yang bisa masuk ke komplek makam. Untuk menjaga kondusivitas, penjagaan juga dilakukan di sekitar pintu masuk makam.
Selain pembatasan peserta, hal baru yang juga muncul dalam upacara Nyadran tahun ini adalah dapat disaksikan secara streaming. Karang Taruna desa setempat membantu mengatur agar pembacaan tahlil dapat diikuti secara online dari kediaman masing-masing.
Juru Kunci Makam Sewu, Wahono mengatakan bahwa saat ini kondisi makam terbilang sepi. Biasanya, satu minggu sebelum acara sudah banyak peziarah yang datang untuk dapat mengikuti upacara nyadran.
"Sepi ini, para peziarah juga pasti libur berhubung ada pandemi ini," kata Wahono.
Baca Juga: Pilkada Ditunda Akibat Covid-19, KPU Bantul Perkirakan Konsekuensi
Setelah upacara nyadran selesai pada hari Senin, selanjutnya juga dilakukan upacara nyadran pada hari selasa di makam Nyai Brintik, selaku istri Panembahan Bodho.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kenalan dengan Farhan 'Mas Batik', Host Viral TikTok yang Bikin Penonton Jatuh Hati!
-
Siapa Mas Batik Host Live 80 Ribu Penonton yang Viral? Ini Profil Farhan Schumaher Myciello
-
Ogah Beberkan Keuntungan dari Live Streaming Marapthon, Reza Arap: Repot Pajaknya
-
Link Live Streaming Misa Paskah 2025 di Gereja Katedral Jakarta, Cek Videonya!
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 5 Rekomendasi Body Lotion Lokal untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai Rp17 Ribu
- Cyrus Margono Terancam Tak Bersyarat Bela Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2025
- Rangkaian Skincare Viva untuk Memutihkan Wajah, Murah Meriah Hempas Kulit Kusam
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp70 Jutaan: Lengkap dengan Spesifikasi dan Estimasi Pajak
Pilihan
-
Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk, Ini Penjelasan EO
-
Nasib Muhammad Ferarri dan Asnawi Mangkualam Lawan MU Masih Abu-Abu, PSSI Angkat Bicara
-
BREAKING NEWS! PSIS Semarang Depak Gilbert Agius, Ini Penyebabnya
-
11 Rekomendasi HP 5G Murah Harga di Bawah Rp 4 Juta Terbaru dan Terbaik April 2025
-
Kafe Bertebaran, Angkringan Bertahan: Kisah Ketahanan Budaya di Jogja
Terkini
-
Sengketa Tanah Mbah Tupon Viral, Polda DIY Periksa Tiga Saksi
-
Niat Nyolong di Sleman, Pria Ini Malah Kena Batunya, Warga Gercep Amankan Pelaku
-
Link DANA Kaget Hari Ini, Bisa untuk Berbelanja Online di Akhir Bulan
-
Lansia di Sleman Membludak, Pemkab Resmikan Sekolah Khusus agar Tetap Produktif
-
'Ora Tak Kasih Tahu Sekarang' Sekda DIY Bungkam Soal Jadwal Baru Pengosongan ABA