SuaraJogja.id - Pandemi corona mengharuskan hampir seluruh kegiatan dilaksanakan dari rumah, termasuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Lembaga pendidikan pun dituntut untuk beradaptasi dengan KBM online, dengan segala tantangannya yang tentu lebih berat daripada metode tatap muka langsung.
Pengamat pendidikan sekaligus Penasihat Dewan Pendidikan DIY Prof Wuryadi mengatakan, saat mengajar langsung di sekolah saja, guru masih menghadapi tantangan untuk membuat budaya pembelajaran dua arah. Begitu beralih ke metode daring atau jarak jauh, kata Wuryadu, kebanyakan guru tidak siap.
"Guru mestinya harus tetap aktif dan bisa melakukan inovasi pendidikan melalui dialog," kata Wuryadi ketika dihubungi Harian Jogja -- jaringan SuaraJogja.id, Selasa (21/4/2020).
Ia juga menyebutkan bahwa masa pembelajaran jarak jauh ini justru digunakan para guru untuk sekadar memberikan materi lewat media daring tanpa membimbing siswanya untuk memahami materi tersebut. Padahal, guru harus siap berdialog dan membangun suasana belajar dua arah lantaran murid juga bisa menjadi sumber yang dapat mengajukan fakta dan persoalan.
"Masih mending kalau guru sadar [perubahan metode] itu tantangan, tapi banyak guru merasa ini masa liburan mereka. Mereka hanya kirim bahan, dimediakan, lalu berpangku tangan, tidak ikut campur dalam proses," ungkap Wuryadi.
Lebih lanjut, Wuryadi menambahkan adanya kendala yang juga dialami siswa lantaran belum terbiasa belajar sendiri.
"Murid masih terbiasa belajar dengan pengawasan langsung guru. Sebenarnya orang tua memegang peranan penting, tapi kita tahu banyak orang tua buta teknologi," jelas dia.
Ia menyayangkan kondisi siswa sekolah yang terlalu banyak menerima materi dan tugas, tetapi tidak dibimbing untuk memahaminya. Dirinya mengakui, situasi ini darurat dan sulit, tetapi kondisi ini harus cepat diatasi jawatan terkait dengan berkonsultasi pada ahli pendidikan di universitas.
"Kalau ini berlangsung lama, saya duga terjadi kemunduran pendidikan. Jangka waktu pendidikan di sekolah menjadi harus lebih panjang," pungkas Wuryadi.
Berita Terkait
-
Pandemi Tak Kunjung Usai, Nasib Perajin Batik Kulon Progo di Ujung Tanduk
-
Imbas Pandemi Hak Buruh Tak Dipenuhi, Koalisi Masyarakat Sipil Layani Aduan
-
Potret Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi Corona
-
Marak Bagi-Bagi Sembako, Satpol PP: Muncul Banyak Pengemis ke Jogja
-
Gelombang PHK Industri Media Saat Pandemi Corona, Ini Catatan AJI Jakarta
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik