SuaraJogja.id - Seorang santri yang baru pulang dari pondok pesantren di wilayah Magetan terpaksa diisolasi ke RSUD Wates. Santri asal Kepanewon Lendah tersebut terpaksa dilakukan isolasi menyusul hasil rapid test yang menunjukan reaktif.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan, Sri Budi Utami mengatakan setelah kepulangannya dari Magetan, santri tersebut segera menjalani rapid test oleh petugas medis Puskesmas Lendah II. Dikutip dari harianjogja, Budi menjelaskan setelah rapid test menunjukkan hasil reaktif, santri tersebut segera dirujuk ke RSUD Wates.
"Kondisi sehat, tidak ada gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan maupun gejala lainnya," jelasnya.
Menurut penjelasan Budi, setidaknya ada 13 santri pondok pesantren Magetan asal Kulonprogo yang masuk dalam pemantauan.
Baca Juga: Rawan Bencana, 4 Rumah di Kulonprogo Terancam Kena Longsor
"Beberapa sudah kami tes, sisanya masih dalam penjadwalan ," ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kulonprogo, Baning Rahayujati mengatakan tengah melakukan pelacakan orang yang kontak erat dengan santri. Keluarga inti yang kontak langsung dengan santri masih menjalani karantina mandiri.
Baning mengatakan tindakan rapid test kepada keluarga santri masih menunggu hasil tes swab. Rapid test kepada keluarga santri baru dilakukan bila dari hasil tes swab santri dinyatakan positif. Hal itu dilakukan karena jumlah rapid test yang terbatas dan menghindari hasil negatif (non-reaktif) palsu.
"Karena rapid yang dilihat antibody bukan antigen jadi perlu waktu untuk terbentuknya antibody agar tidak negatif palsu," jelasnya.
Lebih jauh, Baning menjelaskan rapid antibody untuk Covid-19 akan terbentuk bila ada virus masuk ke tubuh (meskipun tanpa gejala). Namun Baning menjelaskan pembentukannya memerlukan waktu lebih dari tiga hari untuk dapat dideteksi oleh rapid test. Meski begitu tiap orang memiliki masa pembentukan antibody yang berbeda.
Baca Juga: Aksi Pamer Alat Vital di Kulonprogo Viral, Polsek Kokap Buru Pelaku
"Maka dari itu rapid test tidak langsung digunakan untuk pendatang agar tidak terjadi hasil negatif palsu, pun bila hasilnya negatif harus diulang dengan jarak minimal 10 hari sejak tes pertama," jelasnya.
Baning menambahkan bila rapid test hanya digunakan untuk screening bukan untuk penetapan diagnosis. Penetapan diagnosis harus dilakukan dengan tes swab hidung dan atau tenggorokan. Saat ini tes swab di Kulonprogo hanya bisa dilakukan di Rumah sakit rujukan saja.
"Khusus untuk rapid test perlu dipahami bahwa positif belum tentu sakit dan negatif belum tentu sehat," ujarnya.
Berita Terkait
-
Alhamdulillah, Tak Ada Lagi Kasus Corona Baru di Bekasi Sejak 22 April
-
Iis Dahlia Pastikan Tak Beri THR Para Pegawainya
-
Terisolasi karena Pandemi Covid-19, Ini Curhat Pengidap Gangguan Makan
-
Viral Ibu dan Anak Pelukan di Ambulans, Tertular Corona saat Ayah Pulang
-
Sepi Job Tapi Cicilan Sebulan Rp 250 Juta, Iis Dahlia Mendadak Pusing
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Duet Jordi Amat dan Rizky Ridho di Lini Belakang Persija? Mauricio Souza Buka Suara
-
Jay Idzes Sulit Direkrut, Udinese Beralih ke Calon Rekan Kevin Diks
-
Jurnalis Asing Review Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Isi Lauknya Jadi Sorotan
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
-
Siapa Takeyuki Oya? Bawa Liga Jepang Melesat Kini Jadi GM Urus Liga Indonesia
Terkini
-
JP Morgan Borong Saham BBRI, Sinyal Kuat Kepercayaan Global ke BRI
-
Sekolah Swasta Jogja Siap Gratiskan Pendidikan, Asal... Dana Pemerintah Harus Cukup
-
Selain Bukan Kurir ShopeeFood Resmi, Dua Tersangka Pengerusakan Mobil Polisi Tak Saling Kenal
-
Dulu Panen, Sekarang Gigit Jari: Curhat Pedagang dan Jukir Pasca Relokasi Parkir ABA di Jogja
-
Pasangan Couplepreneur Ini Dapat Dukungan BRI, Ekspansi Bisnis Sampai Amerika