"Di kampung-kampung kan jalanan sudah ditutup. Orang yang akan bersilaturahmi ke keluarganya juga sulit, apalagi berziarah. Karena memang pembeli saya kebanyakan orang luar kota," jelas dia.
Ngatiyem membeberkan, di Ramadan 2019 dirinya banyak mendapat untung dalam sehari jualan. Rata-rata dirinya menerima hasil kotor hingga Rp2 juta per hari. Namun saat ini, karena ada pandemi dan dilarangnya masyarakat untuk mudik, dalam sehari ia hanya meraup Rp200-300 ribu.
"Pembeli juga sedikit, hari ini pembeli yang datang hanya empat orang., tapi kami tetap mensyukuri yang ada," kata dia.
Kembang yang didatangkan dari Kabupaten Boyolali ini, lanjut Ngatiyem, selalu dikirim. Pihaknya tidak bisa meminta pemasok untuk menghentikan pengiriman kembang selama pandemi ini.
Baca Juga: Berita Duka! 2 Bayi PDP Corona di Probolinggo Meninggal Dunia
"Jadi jika saya meminta berhenti, ke depan tidak akan dikirim lagi. Jadi dibilang rugi, itu pasti, tapi masih ada beberapa pembeli satu sampai dua orang yang datang," ungkapnya.
Ia menjual bunga-bunga berupa mawar merah, putih, bunga kenanga, dan melati. Jenis bunga tersebut dicampur dalam satu keranjang yang berbeda ukuran dengan harga yang juga berbeda.
"Yang kecil saya jual Rp10 ribu, yang sedang Rp15 ribu. Paling besar saya hargai Rp25 ribu, tapi jika nanti barangnya sulit didapat, keranjang bunga berukuran besar bisa dijual sampai Rp50 ribu," kata dia.
Disinggung soal wabah corona, Ngatiyem mengaku tak begitu khawatir. Menurutnya, jika dia tidak bekerja menjual kembang, tidak ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ya harapannya kan virus ini segera hilang, pedagang seperti kami kembali kedatangan pelanggan. Sekarang hanya menerima hasil yang didapat. Jika dapat bantuan, disyukuri, jikapun tidak apa yang ada tetap disyukuri," tambah dia.
Baca Juga: Jual Masker Rp 400 Ribu, Pedagang Curhat Sepi Pembeli
Berita Terkait
-
Konferensi Pers Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia: Bapa Suci Adalah Peziarah Pengharapan
-
Perjalanan Suci Berakhir Tragis, 28 Peziarah Tewas dalam Kecelakaan di Iran
-
3 Hari Bisnis, Penjual Bunga Tabur di Aceh Besar Raup Cuan Lebaran 2024
-
Cerita Penjual Buket Bunga Banting Setir Buka Bisnis Parsel
-
Fakta-fakta Bus Jatuh Masuk Jurang di Guci Tegal, Korban Jiwa Bertambah Jadi 2 Orang
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan