Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 04 Mei 2020 | 18:40 WIB
Ilustrasi Covid-19 (Unsplash/Adam Niescioruk)

SuaraJogja.id - Puskesmas Pleret di Jl Imogiri, Bantul sementara tidak beroperasi mulai Senin (4/5/2020) hingga 10 Mei mendatang. Hal ini  dilakukannya bertujuan untuk sterilisasi di lingkungan puskesmas.

Sebagian besar petugas, baik dokter umum, dokter gigi, perawat, bidang mandiri dan lainnya juga diwajibkan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja mengatakan, 39 tenaga kesehatan di puskesmas memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Akibatnya, saat ini puskesmas kehabisan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pelayanan. 

"Yang pasti, dari hasil tracing kami, 39 nakes kontak erat dengan pasien confirm positif, sehingga puskesmas kehabisan SDM untuk pelayanan," kata Agus saat dihubungi Suarajogja.id.

Baca Juga: Penyakit Demam Berdarah Mengintai di Tengah Wabah COVID-19

Agus menambahkan, untuk pelayanan di Puskesmas Pleret akan dialihkan ke pusat kesehatan masyarakat lainnya. Puskesmas Pleret akan kembali beroperasi pada 11 Mei mendatang. 

Sebelumnya, salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Pleret dinyatakan positif covid-19.  Pasien tersebut diduga melakukan kontak dengan 39 tenaga kesehatan lainnya, sehingga saat ini mereka diminta untuk melakukan isolasi mandiri. 

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, ada enam orang tenaga kesehatan dan satu orang orang non tenaga medis di puskesmas yang rapid test-nya menunjukkan hasil reaktif.

Oki menyebutkan, saat ini tujuh orang tersebut telah diisolasi di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Bambanglipuro, Bantul. 

"Tindakan yang sudah diambil mengisolasikan teman-teman ke RSL untuk dilakukan swabtest untuk penagakan diagnosa," kata Oki. 

Baca Juga: Bansos Pemerintah Belum Merata, PO Beri Sopir Bus AKAP Bantuan Ala Kadarnya

Dugaan sementara, Oki menyebut, riwayat penularan berasal dari pelaksanaan screening rapid test kepada pelaku perjalanan. Puskesmas sendiri belakangan ini aktif melakukan screening kepada pelaku perjalanan dari daerah terjangkit, maupun dari klaster besar yang diduga jadi faktor penyebaran di sejumlah kabupaten/kota DIY.

Load More