SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menempatkan peserta rapid test reaktif di asrama haji bukan tanpa alasan. Pemda setempat mengakui adanya potensi ledakan jumlah kasus bila mereka yang reaktif dari klaster Indogrosir tak ditangani dengan perlakuan khusus.
Koordinator Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sleman Joko Hastaryo menjelaskan, memasukkan pasien reaktif dari klaster Indogrosir merupakan pilihan terbaik di antara yang kurang baik.
"Sebelum klaster Indogrosir ini kami masih bersikukuh mengharuskan rapid test reaktif dirawat di Rumah Sakit (RS) meskipun secara fisik sehat. Akhirnya harus mengakui kenyataan, ada potensi ledakan kasus konfirm saat ini, padahal kapasitas kamar isolasi RS di Sleman saat ini sangat terbatas. Jadilah Asrama Haji sebagai 'faskes' darurat untuk karantina," kata dia, Kamis (14/5/2020) sore.
Ia menambahkan, di asrama haji, diterapkan aturan dan protokol sangat ketat, mirip isolasi nonkritikal di RS. Saat ini, ada dokter yang ditempatkan di sana sebagai koordinator pelayanan, selain penambahan tenaga perawat.
Baca Juga: Geger Gadis Pembunuh Balita Pernah Diperkosa, Keluarga Hilang Tanpa Jejak
Sementara itu, bagi peserta rapid test reaktif yang memutuskan untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing, mereka diperbolehkan asalkan memiliki orang yang akan bertanggungjawab mengawasi aktivitas yang bersangkutan.
Joko menambahkan, rapid test yang digelar Pemkab Sleman hasilnya akan dipetakan. Pemetaan tersebut akan menjadi bekal bagi Pemkab Sleman dalam pembuatan kebijakan berikutnya terhadap toko-toko dan supermarket serupa.
Pihaknya mengaku sedikit berlega hati melihat jumlah kasus tidak sebanyak yang ditakutkan. Kendati demikian, mereka masih menunggu hasil tes swab.
"Karena dari pengalaman pemeriksaan rapid test kemarin, ada setengah dari karyawan mereka yang positif setelah swab, setelah dinyatakan reaktif lewat rapid test," ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sleman Shavitri Nurmala menyebutkan, dari pelaksanaan rapid test massal pengunjung Indogrosir hari ini, Kamis, diketahui ada 500 orang yang terdaftar untuk mengikuti rapid test. Namun hanya 339 yang hadir.
Baca Juga: Marak Jualan Surat Bebas Covid-19 di Internet, Pembeli Harus Lewat WA
"Terdapat 13 yang reaktif, selebihnya negatif. Bagi yang reaktif akan difasilitasi petugas Puskesmas yang mewilayahi, untuk diantar ke pusat karantina kesehatan atau asrama haji," kata dia.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Sekali Rapid Test, 7 Tukang Sayur di Pasar Bojonegoro Positif Corona
-
Waspadai Sebaran Klaster Indogrosir, Kulonprogo Siapkan Rapid Test Massal
-
Anggota Keluarga Positif Covid-19 usai Rapid Test, Jansen Demokrat Lemas
-
Mulai Kamis 14 Mei, Pemkot Tangerang Berlakukan Sanksi Tegas Pelanggar PSBB
-
Mengejutkan! Warga Indramayu Positif Corona Setelah 2 Kali Dites Negatif
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Penggugat Tolak Mediasi Soal Ijazah Jokowi di PN Sleman, Kuasa Hukum UGM Bilang Begini
-
Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih, Siapkah Yogyakarta Jadi Contoh Ekonomi Kerakyatan?
-
90 Persen Alat Produksi PT MTG Ludes Terbakar di Sleman, 3 Kontainer Siap Ekspor Hangus
-
Kebakaran Pabrik Garmen di Sleman: Buruh Terancam PHK, Koalisi Rakyat Jogja Geruduk DPRD DIY
-
Selamatkan Industri Ekspor! Strategi Jitu Hadapi Gempuran Tarif AS: TKDN Jadi Kunci?