SuaraJogja.id - Wabah Covid-19 atau virus Corona terus menjadi perhatian publik. Pemerintah juga terus berupaya menekan sebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan, China tersebut.
Belum lama ini, muncul klaster baru yang disebut klaster Indogrosir yang terletak di Sleman. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman segera mengambil langkah dengan melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) baik karyawan dan pengunjung yang pernah datang dalam kurun waktu 19 April-4 Mei 2020.
Para pengunjung yang dinyatakan reaktif setelah uji RDT, harus melakukan karantina mandiri di rumah. Namun apabila tidak ada fasilitas yang memadai, pengunjung akan dikarantina di Asrama Haji Yogayakarta.
"Asrama Haji Yogyakarta saat ini menerima Orang Tanpa Gejala (OTG) reaktif di GOR Pangukan yakni klaster Indogrosir. Sebelumnya terdapat 76 orang di sini, termasuk dua petugas lapangan dari BPBD dan empat orang dari PMI. Sambil dikarantina mereka juga menunggu hasil uji Swab," jelas Penanggung Jawab Asrama, Makwan kepada wartawan, Selasa (19/5/2020).
Makwan menuturkan, hasil uji swab yang dilakukan 16 orang dari 76 tersebut seluruhnya negatif. Per Selasa, tersisa 60 orang yang masih menunggu hasil uji swab.
"Dari RSUD keluar 3 hasil yang menunjukkan negatif (corona). Lalu dari RS Bhayangkara hasil dari 13 orang yang diuji Swab juga negatif. Mereka dilakukan dua kali uji dan hasilnya negatif," katanya.
Agar tidak bosan saat menunggu hasil swab rilis, warga juga diberikan berbagai kegiatan guna mendukung gerakan melawan sebaran virus corona.
"OTG ini kegiatannya kan dipantau, baik kesehatannya, suhu tubuh termasuk asupannya. Selain itu juga kami arahkan untuk berjemur di bawah sinar matahari mulai pukul 08.00-09.00 WIB," jelas dia.
Makwan menjelaskan, tidak banyak kegiatan bisa dilakukan di dalam ruangan. Sehingga, kesempatan untuk berjemur adalah waktu yang digunakan untuk melepas penat.
Baca Juga: Soal Penyelenggaraan Haji di Tengah Covid-19, Pemerintah Putuskan 1 Juni
"Mereka paham bagaimana menjaga jarak. Meski berjemur mereka tetap menerapkan protokol kesehatan. Kadang ada yang main bola di halaman depan," katanya.
OTG yang rata-rata terdiri dari masyarakat dengan latar belakang berbeda menjadi nilai positif tersendiri. Bahkan, pasien yang kemudian membentuk circle pertemanan dan berencana membuat alumni Asrama Faskes
"Mereka datang dari berbagai latar ya, bahkan ada usulan orang-orang yang telah menjalani karantina di Asrama Haji dibuat grup alumni Faskes. Itu inisiatif mereka," jelasnya.
Nantinya dari grup tersebut bisa dijadikan media nostalgia para OTG yangpernah berbagi waktu bersama di asrama faskes.
"Ya intinya untuk mengenang masa-masa saat corona, tentu kami mendukung. Itu semua kembali ke orang-orang di sini," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman ini mengungkapkan, terdapat 158 kamar di asrama setempat.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Benarkah Rapid Test di Bandara Soekarno-Hatta Bayar Rp 550 Ribu?
-
Terus Salurkan Bantuan, Ini Cerita Dapur Umum Jogja Peduli Umat
-
Menlu Retno: Virus Corona Belum Selesai dalam Waktu Dekat
-
Viral Warga Teriak Virus ke Perawat, Anak Disemprot Disinfektan
-
Ratusan Orang Rapid Test di Pasar Kemlagi, 6 Orang Positif Corona
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Rem Mendadak Picu Tabrakan Beruntun di Sleman, 1 Orang Luka
-
Melawan Keterbatasan, Seniman Disabilitas Jogja Pamerkan Karya Memukau di Tengah Mahalnya Bahan Baku
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY