SuaraJogja.id - Pada usianya yang masih kanak-kanak, biasanya sesai pulang sekolah, mereka bermain bersama teman teman sebaya.
Tapi hal itu tidak dirasakan oleh Jamal Abdul Nasir. Bocah berumur 10 tahun ini yang harus merasakan getirnya kehidupan.
Jamal Abdul Nasir terpaksa menjalani kehidupan tanpa kasih sayang kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya sudah bercerai, dan pergi masing-masing.
Bahkan kehidupannya sehari-hari, dia sudah harus bekerja dan tidak dapat menikmati masa bermain dengan teman teman sebaya.
Baca Juga: Viral, Pedagang Pentol di Gresik Berjualan Sambil Nge-DJ Pantang Corona
Sejak orang tuanya cerai, bocah itu tinggal di sebuah rumah hanya berdua bersama neneknya. Itu pun bukan rumah mereka.
Dalam kesehariannya, bocah itu tinggal di kontrakan dekat Terminal Bondowoso, Jalan Imam Bonjol Kelurahan Kademangan, Bondowoso, Jawa Timur.
Tentu broken home bukanlah keinginannya. Tapi apa daya, bocah 10 tahun ini harus menerima pahitnya beban perceraian orangtuanya itu.
Siswa yang masih kelas 4 di SD Al Irsyad Bondowoso ini harus berjualan ketan keliling. Semua itu dilakukan untuk membiayai hidup dan agar dapat tetap bersekolah.
Tanpa disengaja wartawan bertemu dengannya saat sedang menjajakan daganganya. Ia sedang menunggu pembeli di depan ATM dekat SPBU Tamansari, Jumat (12/6/2020).
Baca Juga: 9 Pedoman BPOM Berjualan Kue Tradisional di Masa Pandemi Covid-19
Saat ditemui awak media, Nasir sapaan akrabnya bercerita bahwa, berjualan ketan sudah dilakukannya sejak dirinya masih kelas 2 SD.
Ia mengaku, berjualan ketan karena keinginannya sendiri, tidak ada paksaan dari siapapun, demi ingin membantu neneknya.
Bapaknya lari 'dari tanggung jawab', sedangkan ibunya pergi merantau ke Arab Saudi.
"Bapak dan ibu saya sudah lama pisah pak, kata nenek sejak saya masih bayi. Bapak tidak pernah menjenguk saya. Sejak kecil saya sudah tinggal bersama nenek," katanya lirih.
Nasir mengatakan, semua kehidupannya ditanggung oleh neneknya. Termasuk biaya sekolahnya. Namun, dia bekerja berjualan ketan untuk meringankan beban neneknya.
"Kasihan nenek hanya bekerja jadi pembantu ibu rumah tangga. Makanya saya membantu nenek dengan berjualan ketan yang dibuat oleh nenek saya sendiri ini," ucapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kematian Akibat Covid-19 Tembus 3.000 Orang, Menkes Chile Dipecat
-
Bertahan Hidup, Penyedia Jasa Servis HP Gaet Pelanggan di Pinggir Jalan
-
Pemerintah Klaim Tes Corona Masif, Jangan Bandingkan dengan Negara Lain
-
Heboh Kepala Dinas Tiktokan Bareng Wanita Berjilbab di Atas Meja Kantor
-
Pemerintah Terbitkan Obligasi ORI017 saat Wabah Corona, Pede Bakal Laris
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pemain Keturunan Ambon Rp 34,8 Miliar Eligible OTW Ronde 4, Jadi Pelapis Jay Idzes
Pilihan
-
Bank Dunia Buka Suara Usai Ungkap 194 Juta Rakyat RI Masuk Kategori Miskin!
-
Kesombongan Pemain Klub Israel: Kami Tak Takut dengan Rudal Iran!
-
3 Kerugian Ole Romeny dan Marselino Ferdinan Tampil di Piala Presiden 2025
-
Perang Iran-Israel Kian Panas, Pasar Keuangan Global Panik
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi di Awal Pekan, Dibanderol Rp 1.968.000 per Gram
Terkini
-
Gelombang PHK Hantam Yogyakarta, Klaim JHT Tembus Rp398 Miliar
-
85 Persen Ludes Terbakar, PT MTG Targetkan Mulai Operasi Lagi Tahun 2026
-
Bank Mandiri Perkuat Komitmen Sosial dan Lingkungan Bagi Masyarakat Yogyakarta: Road to MJM 2025
-
Pabriknya Kebakaran, Ribuan Pekerja MTG Terima Pesangon Rp3,9 M: Cukupkah untuk Bertahan?
-
Segera Digelar, Pentas Deru Debu Dari Dasar: Menghidupkan Debu, Meresapi Alam