SuaraJogja.id - Ekosistem sungai di wilayah Padukuhan Besari, Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari rusak. Sungai yang awalnya bisa untuk cuci baju dan juga memelihara ikan kini tak bisa dimanfaatkan karena airnya yang keruh dan berbau.
Warga menuding, air sungai yang menjadi keruh dan bau itu diakibatkan oleh limbah tahu. Pasalnya di desa tersebut kini beroperasi empat industri tahu dan tempe di mana mereka membuang limbah ke sungai yang mengalir melalui kawasan tersebut.
Ketua RW 05, Padukuhan Besari, Kalurahan Siraman, Suparman mengeluhkan adanya pencemaran sungai cukup parah yang terjadi di wilayahnya tersebut. Pencemaran sungai akibat industri olahan kedelai ini sudah terjadi sejak tiga tahun belakangan. Bahkan pada tahun 2019 lalu kondisinya lebih buruk lantaran ekosistem sungai mati.
"Saat ini ada empat pabrik tahu dan tempe yang beroperasi di area dekat sungai," ujarnya, Senin (15/6/2020).
Baca Juga: Komunitas Garuk Sampah, Aksi Bersihkan Jogja dari Sampah Secara Sukarela
Industri inilah yang diduga kemudian membuang limbah ke sungai dan mengakibatkan pencemaran. Selain menimbulkan air keruh dan bau, pencemaran juga mengakibatkan hampir sebagian besar ikan mati.
Menurutnya hanya ikan tertentu yang bertahan hidup karena memiliki daya tahan cukup bagus. Sebab itu, warga merasa sangat dirugikan dengan keberadaan perusahaan pengolah tahu dan tempe yang beroperasi di wilayah tersebut karena membuang limbah sembarangan.
"Sekarang yang hidup tinggal ikan sapu -sapu. Padahal dulu banyak," tuturnya.
Dulu, sebenarnya kondisi air cukup bagus dan sangat jernih bahkan sering digunakan warga untuk cuci baju. Ketika musim kemarau, sebagian warga juga memanfaatkannya untuk kebutuhan MCK mereka. Namun sekarang, tak ada warga yang memanfaatkannya karena cukup berbau, airnya keruh dan Iumutan.
la menambahkan, tak hanya Siraman saja, namun sedikitnya ada dua kalurahan lainnya di Kapanewon Wonosari yang terdampak dari pencemaran aliran sungai yang terjadi. Bahkan sempat muncul aksi dari warga untuk melakukan penolakan perihal keberadaan pabrik tahu dan tempe tersebut karena mencemari lingkungan.
Baca Juga: 5 Hits Jogja: Lagu Balonku Ajarkan Benci Islam, Ini Bantahan Habib Husein
"Belum lama pemuda karangtaruna Kalurahan Karangrejek datang untuk berembuk dengan pemuda di sini, karena WiIayah Padukuhan Besari dan di RW 05 ya kami tanggapi baik baik dan sudah kami komunikasikan dengan pemilik pabrik, ternyata tidak ada respon," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
-
Kenali Ciri-Ciri Rip Current, Arus Kuat Pantai Drini yang Seret Belasan Siswa SMP Mojokerto
-
Daftar Nama Korban Siswa SMP 7 Mojokerto yang Terseret Ombak Pantai Drini Gunungkidul
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta