Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 16 Juni 2020 | 17:23 WIB
Seorang warga mencuci tangan di wastafel anti Corona yang dibuat oleh warga Tridadi Sleman, Selasa (16/6/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Sebenarnya ini hanya momen saja, mungkin setelah Corona hilang dan kembali normal, usaha ini bisa jadi tidak dilanjutkan. Tapi hingga Agustus-september 2020 masih ada permintaan," terang dia.

Kebanyakan permintaan datang dari instansi pendidikan. Pengiriman biasa dilakukan ke wilayah, Sleman, Bantul Jakarta, Jawa Tengah dan sebagaian Jawa Timur.

"Sebelumnya sempat ada permintaan ke Makassar dan Palembang, tapi karena terbentur jarak masih kami koordinasikan lagi," ungkapnya.

Salah seorang pegawai BUMDes, Lumaksono (47) mengakui selama dirinya tak bekerja dua bulan, cukup stress karena tak ada pemasukan. Ketika BUMDes berinovasi dan mendapat pekerjaan membuat wastafel, saat ini dirinya lebih tenang.

Baca Juga: Pengakuan Pelajar Pembawa Celurit Jogja: Tak Ingin Dianggap Penakut

"Saya dua bulan bingung mencari pemasukan darimana. Bantuan dari pemerintah juga dapat tapi tak bisa mengover seluruh kebutuhan. Akhirnya saya meminta pekerjaan di BUMDes ini dan ikut membuat wastafel. Alhamdulilah pendapatannya cukup," kata pria yang masih terdaftar sebagai pegawai di Puri Mataram ini.

Ia menerangkan bahwa dalam seminggu bisa mengantongi upah sebesar Rp1 juta. Itu dia lakukan hingga lembur.

"Hasilnya cukup untuk keluarga, jadi pegawai yang dirumahkan bisa kembali menghidupi keluarga. Karena memang dua bulan ini kami tak ada pemasukan," katanya.

Load More