SuaraJogja.id - Pemenuhan sarana dan prasarana menjadi salah satu alasan objek wisata di Kabupaten Bantul belum beroperasi. Dalam rangka pemenuhan protokol kesehatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul ajukan tambahan dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menyampaikan, ada beberapa fasilitas yang ada untuk memenuhi protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Diantaranya adalah tempat cuci tangan di kawasan strategis dan pengadaan thermogun untuk mengecek suhu.
Anggaran jadi permasalahan tersendiri dalam hal ini. Saat ini Dinpar tidak memiliki anggaran untuk membuat wastafel di objek wisata maupun untuk pengadaan.
Kwintarto menyebutkan, solusi yang dapat ditempuh adalah menggunakan dana Bantuan Tak Terduga (BTT) yang dikelola Pemerintah Kabupaten Bantul.
"Proses usulan bersurat sudah kita lakukan, hanya rapat baru dilakukan nanti," ujarnya dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (17/6/2020).
Kwintarto menyampaikan, pihaknya sudah mengajukan bantuan dana sebesar Rp 1,6 milyar untuk pemenuhan sarana di sepanjang pantai Parangtritis. Serta sejumlah objek wisata dengan kunjungan tinggi seperti Goa Selarong dan 27 Desa Wisata yang ada di Bantul.
Ia menyebutkan, dana tersebut akan digunakan untuk membangun wastafel dengan unsur artistik untuk mendukung potensi wisata, kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pelaku wisata, serta thermogun untuk mengecek suhu pengunjung. Dana tersebut, belum mencakup biaya untuk rapid test bagi pelaku wisata.
"Untuk rapid test nanti akan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan jika dirasa perlu dilakukan, itu yang kami diskusikan," imbuhnya.
Hingga kini, Kwintarto mengaku belum bisa menentukan kapan objek wisata akan dibuka. Pihaknya masih terus melakukan persiapan untuk memenuhi standar pembukaan objek wisata dalam era kenormalan baru.
Baca Juga: Harus Tahu, Ini Lima Kunci Menjaga Keamanan Makanan
Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis mengatakan, sudah menerima surat dari Dinpar tersebut. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan diskusi terkait kebutuhan yang dibutuhkan objek pariwisata. Saat ini, ia masih akan melakukan diskusi untuk dapat menentukan kebutuhan anggaran.
"Bagaimanapun juga kita harus melihat keuangan daerah jangan sampai kegiatan lain akan mengalami gangguan," tuturnya.
Ia menambahkan, pengadaan akan diselesaikan dalam masa tanggap darurat. Namun, pelaksanaan kemungkinan masih bisa berlangsung hingga massa tanggap darurat selesai.
Helmi berharap, pembukaan objek wisata sendiri bisa dilakukan serentak se-DIY. Ia juga berharap akan ada simulasi kelayakan objek wisata, sebelum diputuskan dibuka.
Berita Terkait
-
Tertunda karena Covid-19, KPU Bantul Kembali Lanjutkan Tahapan Pilkada
-
Bantu Petani Cabe, Bupati Bantul Apresiasi Gerakan Jogja Tetulung
-
Bayi Dua Tahun Asal Bantul Positif COVID-19, Riwayat Perjalanan dari Bekasi
-
SMK dan SLB di Bantul Kesulitan Ikuti Kegiatan Belajar Daring
-
Sambut New Normal, SD di Bantul Sulit Lanjutkan KBM Daring
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY
-
Batik di Persimpangan Jalan: Antara Warisan Budaya, Ekonomi, dan Suara Gen Z
-
Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu