Namun, siapa sangka hobi baca buku ini mengantarkan Sawitri meraih jenjang akademik tertinggi yakni pendidilan program doktor. Bahkan, bidang ilmu yang digelutinya pun tidak jauh dari lingkungan yang biasa ia kenal sejak kecil, seputar hutan.
"Sejak kecil itu ia sudah hafal nama-nama latin dari jenis-jenis pohon karena ia juga sering mendengar saat ada dosen dan mahasiswa lagi praktek lapangan,' katanya.
Ia bersyukur dan sekaligus bangga pada anak perempuannya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Bila ia ingat saat masih sekolah SD hingga SMP dulu, Sawitri harus berjalan kaki sejauh lebih dari 2 kilometer agar bisa sampai ke sekolah.
"Ia jalan kaki sendiri, saya tidak pernah mengantar. Pas SMA di kota Wonosari, ia jalan kaki menuju jalan besar, lalu naik bus ke kota," ingat Sukiyat.
Baca Juga: Kangen Jogja, Warganet Jadikan #jogja Trending Topic Semalaman
Seperti diketahui, Sawitri menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Wonosari tahun 2011. Lalu, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan UGM dengan mengambil Prodi Silvikultur. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan S1, ia pun melanjutkan ke jenjang S2 di prodi yang sama.
"Sejak 2017 lalu mengambil S3 di Jepang," kata Sukiyat.
Dihubungi secara terpisah, Sawitri yang tengah berada negeri Sakura mengatakan ia tengah mengambil kuliah program doktor di Prodi Biosphere Resource Science and Technologi dengan menekuni kajian genetika hutan di universitas Tsubuka. Sawitri menyampaikan, bila pendidikan S3 bisa rampung pada September mendatang maka ia menyelesaikan pendidikan doktor tepat tiga tahun.
"Saya masuk September 2017 dan akan selesai September tahun ini, tinggal menunggu ujian doktor akhir Juli depan," kata wanita kelahiran Gunungkidul, 26 Juni 1994 ini.
Sedikit bercerita, Sawitri mengaku bersyukur bisa kuliah hingga S3 hingga sekarang ini. Meski selama di Jepang ia menghadapi kendala dalam kuliahnya karena ia menekuni bidang teknologi molekuler yang masih awam baginya. Namun, bekerja keras untuk melewati tantangan tersebut dan akhirnya ia pun bisa menyelesaikan pendidikan dengan tepat waktu.
Baca Juga: Jogja Gencarkan Rapid Test Acak, Pekan Depan ke Kafe dan Restoran
"Harapan saya, bidang ilmu yang saya tekuni ini bisa mengombinasikan pemuliaan tanaman terutama hutan di Indonesia untuk mendukung baik secara ekologi dan ekonomi terutama untuk hutan sebagai penghasil kayu," katanya.
Berita Terkait
-
Jepang Diterpa Kabar Buruk, Pemain Andalan di Arsenal Harus Absen saat Jamu Timnas Indonesia
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
-
Anies Baswedan Jauh-Jauh dari Jakarta demi Jadi Pembicara Tarawih UGM, Yang Dicari Malah Jokowi
-
Piala Asia U-20: Saat Raksasa Asia Harus Pertaruhkan Nasib Sampai Pertarungan Terakhir
-
Waspada! Virus Ensefalitis Jepang Kembali Muncul di Australia, Ancam Kesehatan Masyarakat
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali