Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Mutiara Rizka Maulina
Minggu, 21 Juni 2020 | 06:24 WIB
Pembangunan Rumah Keong di Pinus Asri, Sabtu (20/6/2020) [Suarajogja.id / Mutiara Rizka]

SuaraJogja.id - Tiga bulan tak beroperasi, kelompok tempat wisata di Dlingo, Bantul yang tergabung dalam Koperasi Notowono melakukan perbaikan di sembilan destinasi wisata yang dikelola. Menyambut kenormalan baru, pelaku usaha siapkan destinasi baru untuk hadirkan kesan 'fresh' setelah lama tak dikunjungi. 

Ketua Koperasi Notowono, Purwo Harsono mengatakan, dalam menyambut era kenormalan baru, pihaknya berencana membuka beberapa destinasi wisata baru.

Saat ini, ia tengah berbenah di beberapa kawasan untuk membuat titik-titik baru yang bisa segera dikunjungi setelah ada ijin pembukaan. 

Pihaknya juga sudah mendapatkan pendampingan dari Dinas Pariwisata DIY terkait penerapan protokol kesehatan. Rencananya, akan ada empat objek yang dibuka untuk uji coba. Keempatnya dipilih berdasarkan jumlah kunjungan tertinggi. 

Baca Juga: Serie A Resmi Dimulai, Torino Ditahan Imbang Parma 1-1

"Saya pengen bertema, setelah new normal itu ada new destination," ujarnya Sabtu (20/6/2020). 

Pria yang akrab disapa Ipung tersebut berencana menyambut new normal dengan adanya destinasi baru yang dapat dinikmati wisatawan. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pembangunan destinasi dan beberapa spot baru di beberapa objek wisata. 

1. Pesona Destinasi Baru Bukit Mojo

Salah satu destinasi yang benar-benar baru ditawarkan adalah Bukit Mojo yang berada tidak jauh dari Kebun Buah Mangunan. Saat ini, Ipung bersama dengan pelaku usaha lainnya tengah membangun kawasan tersebut agar menjadi lokasi yang aman dan nyaman dikunjungi. 

Pengunjung yang datang ke Bukit Mojo akan disuguhi pemandangan khas menyegarkan mata di perbukitan dan Sungai Oyo yang nampak biru kehijauan dari dataran tinggi. Objek ini juga dilengkapi dengan ikon bertajuk 'Puluk Rojo' yang berarti Mahkota Raja. 

Baca Juga: Buka Tengah Malam saat Pandemi, Warga Tumpah Ruah di Pasar Ikan Jatinegara

Ipung menjelaskan, secara landscape tema yang diangkat adalah noto watu, yakni tatanan batu yang melingkar mengelilingi area wisata. Di kawasan tersebut juga dibangun Panggung Bunder yang bermakna tekat yang bulat. Sementara jalan menunu icon 'Puluk Rojo' dibuat selebar 120 cm yang diistilahkan 'Ngesat Ngetus', yang bermakna rasa prihatin.

Istilah ini memiliki nilai filosofi, dengan tekat yang bulat hingga rela berlaku prihatin untuk memperoleh raja atau sultan akan didapatkan kesejahteraan hidup.

Tidak hanya itu, di Bukit Mojo pengunjung juga dapat menikmati sensasi ayunan seolah terbang diatas hamparan bukit dan Sungai Oyo. Destinasi wisata baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti kamar mandi, mushola dan warung makan. Lokasi seluas 1,6 hektar tersebut diperkirakan rampung pada awal Juli. 

2. Empat Gerbang Baru Seribu Batu

Selain destinasi baru, Ipung juga mengembangkan spot foto baru di Objek Wisata yang sudah berdiri sebelumnya. Seribu Batu merupakan salah satu tempat dengan tingkat kunjungan tertinggi yang memiliki spot foto unik. Saat ini, ipung tengah membangun empat gapura baru yang sangat sesuai untuk berswafoto. 

"Ada gapura baru, kemudian penataan landscape sampai ke aula, kemudian yang rumah sudut dikemas dengan tampilan baru," imbuhnya. 

Selain menjaga spot yang sudah ada, ia juga berusaha membuat beberapa daya tarik baru. Dengan terobosan baru ini, ia berharap membuat para wisatawan semakin tertarik untuk datang.

3. Rumah Keong di Tengah Hutan Pinus

Spot baru juga dikembangkan di kawasan Hutan Pinus Asri, yaitu rumah keong yamg dibuat dari ranting kayu. Rumah keong itu sendiri memiliki makna sebagai rumah tempat berlindung. Hutan pinus yang mengelilingi merupakan rumah bagi banyak mahluk hidup yang menyediakan beragam Sumber Daya Alam (SDA). 

Destinasi ini memiliki makna bahwa hutan adalah rumah bagi seluruh alam. Saat ini, spot baru tersebut tengah berada dalam tahap pembangunan. Pembentukan kayu menjadi hal paling sulit dalam pembuatannya. 

Tiga bulan tanpa pemasukan membuat pengembang melakukan kesepakatan bersama dengan mengajukan pinjaman sebesar Rp 20.000.000. untuk pengembangan pariwisata.

Dari keadaan saat ini, membuat Ipung belajar pentingnya manajemen resiko untuk kondisi tak terduga. Kedepannya ia berharap dapat mengelola tempat wisata lebih baik lagi. 

Meski sudah mendapatkan pendampingan dari Dinas Pariwisata DIY, namunpihaknya masih menunggu keputusan dari pemerintah terkait wabah Covid-19.

"Jangan sampai pembukaan objek wisata justru menghadirkan klaster penyebaran baru," ucapnya.

Load More