SuaraJogja.id - Seluruh objek wisata di Bantul telah ditutup selama hampir dua bulan untuk mencegah penyebaran virus corona. Penutupan tersebut disinyalir akan diperpanjang, melihat masa pandemi yang belum mencapai puncaknya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, sampai Juni dipastikan objek pariwisata di Kabupaten Bantul belum akan dibuka.
"Harapannya seluruh wisata di DIY bisa tutup bareng, buka bareng," kata Kwintarto saat ditemui SuaraJogja.id di ruang kerjanya, Jumat (15/5/2020).
Menurutnya, objek wisata di DIY saling terhubung satu dengan yang lainnya, sehingga saat satu daerah dibuka, tentu akan memicu tuntutan agar objek wisata di daerah lainnya turut dibuka. Namun, selama kondisi belum kondusif, Kwintarto mengatkan, terlalu berisiko untuk menerima kunjungan.
"Kalau kondisinya baik tidak masalah, tapi kalau kondisinya buruk nanti saling menyalahkan," imbuhnya.
Kwintarto menyebutkan, saat ini pajak untuk hotel dan restoran sudah digratiskan untuk April, Mei, dan Juni. Ia berharap, ke depannya pada tiga bulan pertama pembukaan objek wisata tidak dibebankan retribusi. Hal tersebut bertujuan agar objek wisata mengalami pertumbuhan terlebih dahulu.
Ia juga berpendapat, adanya pandemi ini sebagai momentum untuk evaluasi bagi objek wisata, termasuk dalam melakukan pengembangan, sehingga nantinya saat kembali dibuka, objek wisata sudah benar-benar siap menerima wisatawan, khususnya dalam hal infrastruktur.
"Salah satunya dapat mempersiapkan faktor keamanan, jika ke depannya banjir pengunjung apakah infrastruktur masih aman dikunjungi dan sebagainya," ujarnya.
Selama objek wisata tidak beroperasi, Kwintarto juga berpesan agar para pelaku wisata tetap menjaga kebersihan lokasi wisata. Ia pun berharap, setelah pandemi berakhir, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS ) tetap diterapkan di lokasi wisata.
Baca Juga: Potret Ahok Rayakan Ultah Puput Nastiti Devi Bersama Bayinya, Mesra Banget!
Saat ini, pihaknya tengah mengembangkan katalog digital untuk membantu promosi wisata di kawasan Bantul. Ia berencana, usai pandemi, setiap objek wisata dapat lahir kemabli dengan menonjolkan ciri khas masing-masing desa.
Berita Terkait
-
Dua Bulan Tak Beroperasi, Sejumlah Wisata di Bantul Tidak Terawat
-
Pakar: Tingkat Polusi Akan Kembali Ketika Lockdown Melonggar
-
Dampak Corona: 36 Juta Pengangguran di AS Harapkan Bantuan Pemerintah
-
Dampak Covid-19, Donor Organ dan Transplantasi Menurun
-
Penjualan Kolang-kaling Terus Merosot, Pedagang Pasar Wates Pasrah
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Siswa di Tiga Sekolah Sleman Dibawa ke Puskesmas usai Diduga Keracunan MBG, Satu Dirujuk ke RSA UGM
-
3 Link Aktif DANA Kaget: Cuma Sekali Klik, Saldo Langsung Bertambah ke Dompet Digitalmu
-
MBG jadi Biang Kerok Keracunan? Sultan HB X: Urusan Dapur Jangan Diserahkan ke yang Gak Paham!
-
Polemik Dana Mengendap: Ganjar Sentil Kepala Daerah, Minta Transparansi agar Tak Jadi Bola Liar
-
Terjadi Lagi, Ratusan Siswa di Sleman Diare dan Pusing Massal setelah Santap MBG