Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 03 Juli 2020 | 14:10 WIB
Ubur-ubur atau impes yang sudah terdampar di daratan di kawasan Pantai Glagah, Jumat (3/7/2020). [Suarajogja.id / Hiskia]

SuaraJogja.id - Ubur-ubur belakangan jadi teror tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi pesisir pantai selatan. Hewan ini banyak terlihat di kawasan Pantai Glagah. Dari pantauan SuaraJogja.id, ada banyaknya ubur-ubur yang terdampar di bibir pantai.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulonprogo, Aris Widiatmoko mengatakan ubur-ubur yang terdampar di kawasan pantai Kulon Progo dapat ditemukan dari kawasan Pantai Trisik hingga ke Pantai Congot

Hal ini disebabkan masih sepinya Pantai Glagah pada hari-hari biasa. Kebanyakan pengunjung hanya datang untuk bersepeda sore dan menikmati suasana di pemecah ombak. 

"Beberapa hari ini belum ada laporan masuk, cuma kemarin sore satu anak-anak tersengat ubur-ubur yang ada sudah terdampar di daratan Pantai Glagah tapi baik-baik saja," ujar Aris, saat dihubungi awak media, Jumat (3/7/2020).

Baca Juga: Ganggu Ketertiban, Satpol PP Gerebek Tempat Karaoke Ilegal di Temon

Aris menuturkan, ubur-ubur yang sudah terdampar di daratan masih dimungkinkan tetap hidup dan berpotensi untuk menyengat.

Dijelaskan Aris bahwa potensi sengatan ubur-ubur di Kulon Progo mtetap tinggi terlebih jika pengunjung sudah mulai ramai kembali. 

"Minggu kemarin saja meski belum dibuka secara resmi pengunjung dari luar kota sudah berdatangan. Kalau ubur-ubur baru terpantau banyak hari Selasa, (30/6/2020) kemarin," ungkapnya.

Menurutnya, ubur-ubur muncul di waktu perubahan musim sekitar bulan Juli dan Agustus. Kawanan ubur-ubur akan mendatangi pesisir pantai saat posisi air laut dalam suhu yang dingin.

Pihaknya mengaku hingga saat ini masih belum bisa membandingkan jumlah kisaran kasus sengatan ubur-ubur yang ada di kawasan pantai Kulon Progo dibandingkan tahun lalu. 

Baca Juga: Persiapan Cukup Matang, Pantai Glagah Siap Dikunjungi Wisatawan

"Karena masih awal bulan jadi belum bisa membandingkan. Tahun lalu juga sudah banyak kasus tapi tidak sampai ratusan," tuturnya.

Mengingat efek sengatan yang bisa menimbulkan demam hingga sesak napas, pihaknya akan terus melakukan antisipasi dengan patroli rutin. Pihak terkait juga memasang peringatan agar tetap berhati-hati dan menghindari ubur-ubur baik yang ada di darat. 

"Karena hampir merata jadi perlu kerjasama juga mungkin dari pihak terkait seperti paguyuban pengelola wisata dan dinas terkait untuk mengamankan. Sebetulnya paling bagus dikubur agar tidak terinjak lagi," tegasnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang sedang berkunjung ke Pantai Glagah, Andi Priantono (33) mengatakan baru sekali melihat ubur-ubur yang terdampar. Pria asal Tempel yang datang bersama keluarganya itu tidak mengetahui jika hewan yang menyengat tersebut bisa sampai hingga kawasan itu.

"Kurang begitu tahu tentang ubur-ubur ternyata bisa sampai sini juga. Belum pernah lihat saya di sini, baru sekali ini," ujar Andi.

Andi bersama keluarganya mengaku berkunjung ke Pantai Glagah untuk berlibur sejenak setelah lama dan jenuh di rumah. Ia juga tak menyangka akan melihat banyaknya ubur-ubur yang terdampar di Pantai Glagah.

"Sempat kaget dateng-dateng kok banyak kayak gini, saya kira malah paru-paru ikan," ungkapnya.

Andi menuturkan bahwa ia belum mengetahui lebih banyak terkait dengan banyaknya kasus sengatan ubur-ubur yang belakangan sering terjadi. Ia juga mengaku masih minim informasi soal bahaya sengatan ubur-ubur atau impes tersebut.

Load More