SuaraJogja.id - Jadwal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk siswa SMP dan SMA di DIY baru saja ditutup. Untuk tingkat SMA/SMK, pendaftaran ditutup pada Rabu (01/07/2020) lalu, sedangkan SMP pada Jumat (03/07/2020).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, meski di tengah pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembelajaran daring, sekolah-sekolah negeri masih menjadi rebutan peserta didik untuk melanjutkan studinya. Sekolah-sekolah swasta besar pun tak kekurangan murid karena bagaimanapun anak-anak harus tetap bersekolah.
Namun berbeda bagi sekolah swasta kecil yang seringkali kekurangan murid. Di tengah keterbatasan fasilitas dan bantuan dari pemegang kebijakan, mereka harus berjuang mendidik anak-anak untuk paling tidak memiliki kualitas rata-rata.
Sebut saja SMP/SMA Gotong Royong Yogyakarta. Sekolah swasta kecil di kawasan Tegalrejo ini harus menerima kenyataan hanya 9 peserta didik baru yang mendaftar SMP dan 8 peserta didik baru untuk tingkat SMA yang mendaftar pada tahun ajaran baru ini.
Baca Juga: Ratusan Milyar Anggaran Pembangunan Jogja Dialihkan untuk Atasi Wabah
Dari 9 anak yang mendaftar SMP, enam orang diantaranya bahkan merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Selain tidak sempurna secara fisik, sebagian siswa merupakan slow learner.
"Kebanyakan anak-anak yang masuk ke sekolah kami memang memiliki keterbatasan, baik secara ekonomi maupun fisik. Ini sudah sejak lama terjadi di sekolah ini. Untuk tahun ini yang masuk SMP merupakan anak-anak lulusan SD Bangirejo karena sekolah itu memang fokus untuk ABK," ungkap Kepala SMP/SMA Gotong Royong Yogyakarta, Amelita Tarigan saat ditemui di sekolah setempat, Jumat siang.
Amelita mengaku sering tidak paham kenapa anak-anak tersebut memilih sekolahnya untuk belajar. Padahal dilihat dari bangunan dan fasilitas, sekolah tersebut terlihat tidak layak untuk belajar. Dari enam kelas , lima diantaranya dalam kondisi rusak sehingga hanya satu kelas yang bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
Dari sisi luar pun, sekolah yang berbatasan dengan salah satu perumahan ini tidak terlihat laiknya sekolah-sekolah pada umumnya yang memiliki lapangan besar. Sedangkan di sisi belakang, sekolah tersebut berada tepat di samping kawasan pemakaman warga setempat.
Namun segala keterbatasan tersebut alih-alih membuat warga sekolah putus asa untuk belajar namun justru jadi penyemangat untuk terus memberikan layanan pendidikan semaksimal mungkin. Termasuk memberikan keleluasaan pada siswa yang tidak bisa maksimal dalam belajar daring karena keterbatasan gadget yang dimiliki orangtuanya.
Baca Juga: Asri tapi Rada Creepy, Warganet Ini Pamer Homestay Impiannya di Jogja
"Saat saya tanya, mereka jawabnya mau bersekolah yang menerima kondisi mereka apa adanya. Tidak ada yang membully meski mereka punya keterbatasan," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Masih Lakukan Kajian Mendalam, Nasib PPDB Zonasi Tunggu Keputusan Prabowo di Sidang Kabinet
-
Prabowo Panggil Mendikdasmen Abdul Mu'ti Bahas Nasib PPDB Zonasi, Ini Hasilnya
-
Prabowo Panggil Mendikdasmen Abdul Mu'ti ke Istana, Bahas Persoalan Gaji Guru dan Sistem Zonasi
-
Menanti Nasib Zonasi di Tangan Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Bertahan, Berubah, atau Dihapus?
-
Nasib PPDB Sistem Zonasi akan Diputuskan pada Februari 2025
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
Terkini
-
Temui Endah Subekti-Joko, Bupati Petahana Gunungkidul Sunaryanta Akui Kekalahannya
-
Damkar Kota Jogja Evakuasi Buaya Sepanjang 3 Meter, Diduga Peliharaan Warga yang Lepas
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya