Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 09 Juli 2020 | 11:30 WIB
Sejumlah warga foto di sekitar tanaman refugia yang terletak di lahan cabe milik Janu Riyanto, Kamis (9/7/2020). [Kontributor / Uli Febriarni]

"Tapi kalau normalnya, cabai membutuhkan obat kimia sekitar Rp300.000 hingga Rp400.000 obat kimia, harga tersebut tergolong tidak mahal. Itu hanya obat insektisida saja, belum yang lain," terangnya.

Sedangkan bila petani menggunakan anti hama dengan menanam tanaman refugia, maka mereka tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, alias gratis.

Penggunaan obat kimia tetap diperlukan, hanya apabila ada serangan hama yang sudah di ambang batas.

"Tapi itupun tidak banyak," kata Janu.

Baca Juga: Bayi Ditelantarkan di Rumah Bersalin Sleman, Polisi Buru Pelaku

Refugia ditanaman dengan cara membentuknya seperti memagari tanaman pangan. Perawatannya juga tergolong mudah, tapi yang perlu diingat, refugia tidak boleh disemprot dengan insektisida. Karena bisa mematikan musuh hama alami sebagai teman petani.

"Yang jelas, penggunaan refugia ramah lingkungan, aman dikonsumsi dan murah. Sedangkan anti hama kimia harganya mahal dan mengandung zat yang berbahaya, bila dikonsumsi oleh manusia," ucapnya.

Bila tanaman refugia sedang berbunga serentak, seperti sekarang ini, lahan cabai Janu terkadang menjadi tempat warga berswafoto. Pasalnya, perpaduan warna yang dimiliki oleh bunga matahari, bunga kertas sebagai refugia membuat lahan cabai milik Janu menjadi terlihat indah dan semarak warna.

Banyak pula, orang yang melihat tanaman refugia miliknya, meminta bibit atau benih bunga-bunga tersebut.

"Saya suruh ambil sendiri," kata dia.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, BPBD Sleman: Jalur Evakuasi Masih Baik

Lahan cabai milik Janu juga terpilih menjadi satu dari sekian lahan milik petani lainnya, yang dievaluasi dan diamati oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian Yogyakarta.

Load More