Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 14 Juli 2020 | 13:37 WIB
Tim Kesehatan Hewan Dispertan Solo sedang memeriksa kesehatan hewan kurban di pusat penjualan hewan kawasan Jebres pada Jumat (9/8/2019). [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJogja.id - Menjelang perayaan Iduladha, umat muslim di Indonesia pada umumnya mulai mencari hewan kurban satu bulan sebelumnya. Namun, akibat merebaknya wabah Covid-19, penjualan hewan kurban di Klaten mengalami penurunan cukup tajam.

Salah seorang pengepul hewan kurban, Suryono menyampaikan bahwa tahun ini tak seramai tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dinilai terjadi karena merebaknya wabah Covid-19.

Sampai saat ini, Suryono sudah menjual 40 ekor sapi. Dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, Suryono biasanya mampu menjual hingga 60 ekor sapi. Penjualan hewan kurban sendiri dinilai menurun hingga 20%.

"Adanya pandemi Covid-19 ini memang mempengaruhi penjualan hewan kurban. Hingga sekarang, penjualan turun sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Suryono dihimpun dari Solopos.com -- jaringan SuaraJogja.id Selasa (14/7/2020).

Baca Juga: Gombloh, Sapi Rp 87 Juta Kurban Idul Adha 2020 Presiden Jokowi

Semakin dekat dengan perayaan Hari Raya Iduladha, Suryono berharap terjadi peningkatan penjuaan sapi dalam beberapa hari ke depan. Ia menyebutkan, menjelang hari raya kurban biasanya ia mampu menjual hingga 100 ekor sapi.

"Saat mendekati Iduladha, biasanya penjualan hewan kurban di tempat saya bisa mencapai 100 ekor. Semoga tahun ini dapat mencapai angka itu," imbuhnya.

Hal serupa juga turut dialami oleh pedagang sapi lainnya di Jatinom. Haryanto mengaku bahwa permintaan hewan korban, baik lokal dan di Jakarta masih stabil. Meski demikian, ia mengakui bahwa penjualan hewan kurban tak seramai tahun sebelumnya.

"Saya melihat, penjualan hewan kurban lebih ramai tahun kemarin. Setidaknya hingga detik ini. Saya pribadi sudah menjual hingga 225 ekor (selama momentum Idul Adha). Tapi, penjualan hingga sekarang belum mencapai angkat itu. Menurun sekitar 20 persen,"ujar Haryanto.

Petugas Pengawas Pemotongan Hewan Kurban Bidang Peternakan DPKPP Klaten, Duwi Pudjiningasih menyampaikan, pengecekan hewan ternak dilihat dari kondisi fisik hewan kurban. Diantaranya meliputi mata, gigi, bulu, kaki dan lainnya.

Baca Juga: Si Gombloh Dibeli Jokowi Rp87 Juta, Rika Sempat Sedih Pisah dari Sapinya

"Tiga minggu sebelum penyembelihan, mestinya dikasih obat cacing dulu," kata Duwi.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP), Klaten, Widiyanti mengaku pihaknya secara rutin memantau perkembangan hewan kurban di sejumlah pasar hewan dan pengepul di beberapa daerah.

"Pagi ini, kami melakukan pemantauan hewan kurban di pasar Hewan Bonyokan dan pengepul di Jatinom. Sekilas penjualan hewan kurban memang ada pengaruhnya. Tapi, ini masih ada beberapa waktu hingga Idul Adha mendatang," tuturnya.

Load More