Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 18 Juli 2020 | 11:42 WIB
Tim BPCB Jawa Timur melakukan ekskavasi struktur kuno di Dusun Kebonagung, Desa Brumbung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. [Instagram@kecamatankepung_kabkediri]

Dugaan tersebut masih perlu dikaji lebih mendalam.

"(Saluran air kuno menyerupai gua) diduga berasosiasi atau berhubungan dengan petirtaan. Cuma kan kita belum menemukan koneksinya, penghubungnya. Karena waktunya kita (mengekskavasi) terbatas kemarin," ujar Wicaksono.

Wicaksono menduga petirtaan tersebut merupakan bagian dari kompleks percandian.

Dugaan ini berangkat dari banyaknya temuan benda purbakala di Desa Brumbung.

Baca Juga: Bukan Candi, Struktur Kuno di Brumbung Ternyata Petirtaan Era Majapahit

Ia memperkirakan kompleks percandian itu dibangun masa Kerajaan Kediri.

"Kalau terkait dengan masa, bangunan candinya (yang diduga kompleks percandian) itu sendiri memang sudah dari abad ke-12, Bameswara (Kerajaan Kadiri), dan terus kemudian dikembangkan atau diperbesar pada masa Majapahit," paparnya.

"Nah, petirtaan ini sendiri sepertinya bagian pengembangan dari kompleks percandian itu. Karena gaya jaladwaranya, kemudian dimensi batanya, kalau saya cenderung itu dari masa Majapahit," sambung arkeolog ini.

Adapun petirtaan yang ditemukan di Desa Brumbung, lanjut Wicaksono, diduga dipakai sebagai lokasi bersuci sebelum menginjak tempat peribadatan berupa candi.

Namun hingga kini candi yang dimaksud belum ditemukan.

Baca Juga: Candi Prambanan Masih Sepi Pengunjung, Iwan: Suasananya Malah Bikin Tenang

"Dia (petirtaan) bagian dari kompleks peribadatan, ya semua yang beribadah ke situ (candi). Fungsinya untuk ibadah, bukan untuk profan begitu, untuk kebutuhan sehari-hari tidak," ungkapnya.

Load More