SuaraJogja.id - Dinamika politik di wilayah Gunungkidul terus menghangat. Para kandidat yang selama ini santer dikabarkan akan maju Pilkada Gunugnkidul mengaku mendapatkan rekomendasi dari partai untuk mendukung mereka. Sementara, kalangan partai rajin melakukan komunikasi, baik dengan calon maupun dengan partai lain.
Partai Nasdem misalnya, usai ditinggalkan oleh Wahyu Purwanto, ipar Jokowi yang mundur dari bursa pencalonan Bupati di Gunungkidul, mereka mulai 'memperkenalkan' Sunaryanto, bakal calon bupati yang juga pernah mendaftar dalam penjaringan partai arahan Surya Paloh ini. Sebelumnya, Sunaryanto lebih dulu mendapat restu dari Partai Golkar dan PKB Gunungkidul.
Bahkan, lelaki yang masih aktif sebagai anggota TNI berpangkat Mayor dan pernah bertugas di Kemenhan ini hadir dalam pengumuman mundurnya Wahyu Purwanto di Siyono, Playen, Gunungkidul pada Minggu (26/7/2020) kemarin. Sunaryanto juga diberi kesempatan untuk berbicara di depan audiens.
Ketua DPW Partai Nasdem DIY Subardi mengatakan, Sunaryanto hadir sebagai undangan, tetapi juga merupakan sinyal kuat bahwa lelaki ini bakal diusung oleh Partai Nasdem. Anggota TNI tersebut sengaja diundang karena ada 10 pendaftar pimpinan daerah Gunungkidul ke Partai Nasdem, salah satunya adalah Sunaryanto.
Baca Juga: Wahyu Purwanto Ipar Jokowi Mundur dari Bursa Pencalonan Bupati Gunungkidul
"Dari 10 pendaftar, ada dua yang mendaftar sebagai calon bupati, yaitu Mayor Sunaryanto dan Wahyu Purwanto. Karena Wahyu Purwanto mundur maka tinggal sunaryanto," ungkap Subardi pada wartawan, Minggu, usai acara.
Pria yang akrab disapa Mbah Bardi ini pun menyatakan, saat ini belum ada rekomendasi baik kepada Wahyu Purwanto ataupun Sunaryanto karena hingga saat ini pihaknya memang belum mengajukan nama siapa yang bakal diusung oleh Partai Nasdem Gunungkidul 2020 nanti, termasuk nama bakal calon wakil bupati.
Meskipun sudah hadir dalam acara tersebut, tetapi Bardi menandaskan bahwa Partai Nasdem belum pasti mengusung Sunaryanto karena masih melalui beberapa proses untuk menentukan siapa yang bakal diusung. Di samping itu, keputusan juga tergantung pada komunikasi politik dan konsolidasi internal partai.
"Terkait kehadiran beliau di sini, ya itu bisa jadi pertandalah, tetapi sekali lagi, itu belum pasti karena politik itu cair. Tergantung komunikasi politik dan dinamika internal kami," katanya secara diplomatis.
Terkait dengan dua partai, Golkar dan PKB, yang sebelumnya telah mengusung Sunaryanto, Bardi mengaku siap berkomunikasi dengan keduanya. Bardi menandaskan siap berkoalisi dengan siapa pun asalkan untuk membangun Gunungkidul lebih maju lagi.
Baca Juga: Alissa Wahid Ungkap Banyak Pihak Minta 'Ini-itu' saat Gus Dur Jadi Presiden
"Dengan partai mana pun, nanti tergantung pendekatan. Mau koalisi ke semua parpol tidak masalah, apalagi Nasdem tidak ada nilai tawar politik tertentu. Kalau deal ya sudah langsung. Apalagi Nasdem memiliki kekuatan 9 kursi, yang sebenarnya sudah bisa mengusung kandidat sendiri," terang Bardi.
Sementara itu, pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Gunungkidul Sutrisna Wibawa dan Mahmud Ardi Widanta makin mantap maju dalam Pilkada mendatang. Keduanya baru saja secara resmi mendapatkan surat rekomendasi dari DPP PAN, yang diserahkan kepada keduanya pada Minggu sore kemarin.
Dengan turunnya SK dari DPP PAN ini, Sutrisna-Ardi telah mengantongi dukungan resmi dari 3 parpol. Pasangan ini sebelumnya mengantongi dukungan dai Partai Demokrat dan PKS serta mengklaim mendapat rekomendasi Partai Gerindra. Melalui koalisi empat partai, maka Rektor UNY dan Ketua DPD PAN Bantul ini akan didukung kekuatan 17 kursi DPRD Gunungkidul.
Sekjen DPD PAN Gunungkidul Anwarudin mengatakan, pada Minggu kemarin, secara resmi pihaknya telah menyerahkan SK Rekomendasi dari DPP PAN kepada pasangan Sutrisna Wibawa – Mahmud Ardi Widanta. Surat ini ditandatangani oleh Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, di mana saat penyerahan SK DPP ini, hadir seluruh pengurus dari 144 kalurahan dan 18 kapanewon.
Menurut Anwarudin, keluarnya SK Rekomendasi dari DPP PAN ini tentunya menjadikan dinamika politik Pilkada Gunungkidul makin menarik. Sebagaimana diketahui, dalam 3 kali Pilkada Gunungkidul sebelumnya, PAN selalu memenangkan kontestasi ini.
"Pengalaman tahun 2005, PAN yang mengusung Suharto-Badingah berhasil mengantarkan pasangan ini memimpin Gunungkidul. Kami juga sukses kembali diraih karena pada Pilkada 2010, pasangan yang kita usung, Sumpeno Putro-Badingah berjaya, dan terakhir pada 2015 silam, giliran pasangan Badingah-Immawan yang dihantarkan PAN untuk menduduki kursi bupati dan wakil bupati,"ungkapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Wahyu Purwanto Ipar Jokowi Mundur dari Bursa Pencalonan Bupati Gunungkidul
-
Alissa Wahid Ungkap Banyak Pihak Minta 'Ini-itu' saat Gus Dur Jadi Presiden
-
Jelang Pilkada, PDIP Gunungkidul Mulai Retak
-
Direstui PDIP Maju Pilkada Gunungkidul, Bambang-Benyamin Disebut Paduan Pas
-
Tak Senada dengan DPP, Belasan PAC Demokrat Beralih Dukung Mayor Sunaryanto
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
Terkini
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai