SuaraJogja.id - Kasus kematian Fatur Nizar Rakadio (16) yang diduga menjadi korban klitih di kawasan Jalan Siluk-Imogiri, Desa Kebunagung, Imogiri, Bantul masih menyisakan misteri.
Pasalnya keluarga Arya Pandu Sejati (18) yang telah ditetapkan sebagai terdakwa dalam kasus ini merasa ada yang janggal terkait kasus yang melilit anaknya tersebut.
Menurut Penasehat Hukum Terdakwa Arya Pandu Sejati, Farid Iskandar mengatakan bahwa dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 4 Agustus 2020 lalu yang ditujukan kepada Arya dengan tuntutan 8 (delapan) tahun penjara itu tidak mencerminkan keadilan dan bukan berdasarkan kebenaran. Hal tersebut disampaikan pihaknya setelah melihat fakta-fakta yang tersaji dalam persidangan.
"Dari persidangan terungkap bahwa fakta-fakta peristiwa maka diduga perkara ini sangat dipaksakan untuk diproses di meja hijau. Terlebih lagi di awal kasus klien kami, Arya Pandu Sejati dituduhkan melakukan penganiayaan, yang seolah-olah Arya sebagai pelaku kejahatan," ujar Farid, kepada awak media, (13/8/2020).
Baca Juga: Insentif bagi Ponpes Bantul Belum Turun, Kemenag Tunggu Pemerintah Pusat
Lebih lanjut Farid menjelaskan bahwa terdapat dua dakwaan yang diterima Arya, yang pertama adalah Pasal 80 ayat (3) Jo, Pasal 76 ayat c Undang-Undang Republik Indonesia nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Selanjutnya dakwaan kedua adalah Pasal 351 ayat (3) KUHP.
Secara sekilas Farid menjelaskan kejadian yang menimpa Arya Pandu Sejati, berawal pada akhir Desember 2019 lalu. Seperti yang disebutkan di atas Arya dituduh telah melakukan penganiayaan kepada Fatur Nizar Rakadio (16) atau yang kerap dipanggil Dio saat keduanya berpapasan di jalan raya di kawasan Siluk.
Namun dalam rekonstruksi dan fakta di persidangan ternyata tidak sesuai dengan apa yang diceritakan atau kasus itu dianggap sebagai sebuah aksi klitih. Namun Farid menuturkan bahwa, Arya yang merupakan pelajar salah satu SMK di Bantul itu hanya mengejar orang berboncengan menggunakan motor trail yang telah menendangnya di jalanan.
"Nah tendangan yang dilakukan Arya itu semacam reflek karena motor yang dikendarai Dio dan rekannya semacam menghalang-halangi laju Arya yang sebenarnya sudah dekat dengan trail yang sempat menendang Arya sebelumnya,"
Lanjut Farid, setelah ditendang, Dio dan temannya yang membonceng ternyata kehilangan keseimbangan dan masuk ke jalur yang berlawanan. Lantas dari arah berlawanan datang sepeda motor yang dikendarai oleh Khoir Rosidi hingga tabrakan itu tak terhindarkan.
Baca Juga: Belum Tentukan Sikap di Pilkada Bantul, PAN Pastikan Tak Akan Abstain
“Dari tabrakan itu akhirnya korban dan rekannya yang membonceng terpental 2-3 meter. Namun saat kejadian itu Arya sudah tidak tahu apa-apa karena fokusnya mengejar pengendara trail tadi," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
-
Komnas HAM Sebut Polsek Kotagede dan Polsek Sewon Lakukan Pelanggaran HAM ke Tiga Pelaku Klitih Yogyakarta
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja