Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 13:10 WIB
Tri Novi Rahmadani, siswi SMP di Gunungkidul, menerima ponsel dari anggota Polres Gunungkidul, Jumat (14/8/2020). - (SuaraJogja.id/Julianto)

Untuk kuota internet, Novi memang sangat terbantu karena pemilik konter tak membebaninya dengan ongkos sama sekali.

Sudah sempat bulan ini ia bolak-balik ke konter ponsel untuk dapat mengerjakan tugas dari sekolahnya. Ia merasa bersyukur dapat terus sekolah meskipun dalam hatinya tidak enak selalu membebani orang lain.

Wakiyem sendiri mengaku sebenarnya sangat kasihan melihat keadaan anaknya yang tidak bisa seperti anak-anak lain.

Besar keinginannya untuk dapat membelikan anak bungsunya tersebut sebuah telepon genggam agar bisa dipakai mengerjakan tugas dari sekolah.

Baca Juga: Catut KTP Guna Dukung Calon Independen, Warga Nglegi Tuntut Pamong Mundur

Namun apa daya? Ia hanya bisa pasrah karena tak ada pekerjaan tetap untuk dirinya. Ia hanyalah seorang buruh tani untuk siapa saja yang membutuhkan jasanya.

Meskipun seorang wanita, ia sering menjadi buruh yang ditugaskan mencangkul di sawah atau ladang petani yang membutuhkan jasanya.

"Sehari kadang mendapat Rp30.000 dan paling banter Rp40.000," ujarnya.

Ia sudah berusaha untuk menyisihkan uangnya agar bisa membeli sebuah telepon genggam. Namun, uang tersebut tak kunjung terkumpul, sehingga anaknya terpaksa harus meminjam ponsel ke konter yang berjarak 3 kilometer agar dapat mengerjakan tugasnya.

Petugas TU SMP N 2 Panggang, Istri Wijayanti, mengungkapkan, Novi sebenarnya anak yang pandai. Remaja yang bercita-cita menjadi polwan ini selalu meraih rangking I sejak terdaftar di SMP N 2 Panggang. Namun karena kondisi ekonomi, anak ini cenderung pendiam dan minder.

Baca Juga: Orang Tua Positif Covid-19, Calon Pengantin Gunungkidul Langsung Batal Akad

"Dia itu hanya tinggal dengan ibunya sejak umur 2 tahun," paparnya.

Load More