Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 16 Agustus 2020 | 18:10 WIB
Sambut HUT RI ke-75 upacara pengibaran bendera raksasa digelar di kawasan lereng merapi, tepatnya di kawasan wisata Klangon, Minggu (16/8/2020). [Kontributor / Uli Febriarni]

SuaraJogja.id - Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia dirayakan dengan upacara bendera raksasa di Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman.

Bendera dengan lebar lebih dari delapan meter itu, dikibarkan oleh sekitar 12 orang, di sebuah tiang berkelir putih di plataran Gunung Merapi.

"Saat ini, karena upacara akan segera dimulai, maka kami mohon agar para pengunjung yang ada di Klangon, untuk ikut upacara pengibaran bendera sebentar," sebuah suara memecah keramaian di bukit Klangon, Minggu (16/8/2020).

Sontak, pengunjung yang duduk, bersenda gurau di warung, juga keluar dan ikut berbaris. Bersama tim SAR, BPBD, relawan, aparat kepolisian hingga prajurit tentara.

Baca Juga: Butuh untuk Belajar Anak, Bapak Asal Sleman Nekat Jambret HP di Seyegan

Salah seorang pengunjung yang ikut dalam upacara itu adalah Beni. Lelaki itu cukup terkejut degan ajakan upacara yang muncul dari bukit kecil tersebut. Padahal awalnya, ia ke Klangon untuk jalan-jalan bersama istri dan temannya.

"Unik saja, jarang di tempat wisata ada upacara ya. Rasanya kayak kembali teringatkan, jangan melupakan sejarah. Di sana ada semangat perlawanan dan kemerdekaan dari sebuah penjajahan," ungkap Beni, kepada SuaraJogja.id.

Beni sebelumnya sempat ikut melihat proses gladi bersih upacara, sembari harap-harap cemas, ingin menikmati gagahnya Merapi namun terus tertutup kabut dan awan mendung.

Ikut upacara bersama tim SAR, TNI, polisi, perangkat desa dan masyarakat umum lainnya, membuat Beni menyadari bahwa setiap orang punya peran masing-masing dalam hidup ini.

Terlebih dalam menjaga kemerdekaan, persatuan dan keutuhan bangsa. Tidak bisa hanya dibebankan pada peran salah satu dari institusi atau individu saja.

Baca Juga: Merasa Diintimidasi Aparat, Warga Sleman Minta Rekomendasi ke Ombudsman DIY

Menurut dia, itulah saripati gotong-royong, yang merupakan nafas asli Indonesia.

"Kayak Avengers, ketika orang-orangnya punya perbedaan dan disatukan. Maka akan jadi kekuatan yang sangat besar," ungkap warga Kotagede, Kota Yogyakarta itu.

Kala ditanya doa dan harapannya untuk RI, ia berdoa semoga Indonesia dan warganya semakin tercerdaskan ke depannya; tidak terbawa tren negatif, tidak mudah ikut terbawa arus media sosial.

"Berani menjadi pemuda yang berbeda dengan pemuda kebanyakan di dunia, jadi banyak inovasi. Jadi waktu nanti Indonesia dipimpin anak muda, jadi negara dengan kekuatan besar," kata dia.

Upacara yang berlangsung khidmat itu diisi pula dengan penyampaian amanat oleh pembina upacara, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Padamu Negeri dan mengheningkan cipta.

Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman, Sugiyanto menjelaskan, pengunjung dan peserta upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI terlihat lebih ramai, ketimbang upacara serupa di tahun-tahun sebelumnya.

"Karena upacara dilangsungkan terbuka bagi warga umum, yang sedang berada di lokasi," ujarnya.

Sementara itu, kondisi area pelaksanaan upacara yang mendung tidak menyurutkan semangat tim untuk tetap melangsungkan upacara.

Terlebih mereka juga menerjunkan tim siaga Merapi yang seluruhnya sigap bertugas.

Selain itu, tidak ada agenda yang berbeda saat upacara peringatan HUT ke-75, yang membedakan dengan upacara di tahun lalu.

"Hanya pengunjungnya saja yang mengalami peningkatan, kenaikannya sekitar 30 persen. Tahun kemarin kan belum banyak pesepeda. Nah, pesepeda ini yang membuat semakin ramai suasana," ucapnya

Kala ditanya perihal refleksi dari para anggota  TRC dan relawan yang ikut dalam upacara itu, secara sederhana ia  mengungkapkan bahwa, mereka akan terus berupaya untuk memberikan rasa nyaman bagi pengunjung , secara visual dan ditambah informasi dari TNGM.

"Jadi kami bisa memberi rasa nyaman bagi pengunjung," ucapnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More