SuaraJogja.id - Puluhan wisatawan kedapatan tidak mengenakan masker dalam razia yang digelar Tim SAR Satlinmas di beberapa destinasi wisata di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Razia ini diigelar dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan dalam bentuk patroli terkait kepatuhan wisatawan pada protokol kesehatan.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto mengakui masih ada sejumlah wisatawan yang tidak patuh terutama dalam hal pemakaian masker. Dalam razia tersebut terungkap jika sebenarnya wisatawan yang hadir di Gunungkidul semuanya membawa masker, namun tidak dipakai dengan berbagai alasan.
"Mereka sudah membawa masker, tapi hanya dikantongi. Baru ketika kami datang terus dipakai," kata Suris dihubungi pada Minggu (16/08/2020).
Berdasarkan data SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, tercatat ada 30 wisatawan yang terjaring razia pada Minggu (09/08/2020) lalu. Mereka kedapatan tidak mengenakan masker oleh petugas. Mereka lantas diminta menandatangani surat pernyataan berisi akan mengenakan masker selama berkunjung.
Baca Juga: Bertambah Terus, Pasien Corona di DIY Jelang HUT RI Melejit 1.025 Kasus
Menurutnya, kebanyakan yang melakukan pelanggaran tersebut adalah anak muda. Hal itu berdasarkan laporan dari petugas di pintu masuk, di mana wisatawan yang tidak membawa masker akan dilarang masuk. Atas dasar tersebut, SAR Satlinmas Wilayah II memutuskan untuk menggelar razia masker saat akhir pekan.
"Razia dilakukan dengan berkeliling 2 kali sehari, sekaligus sosialisasi ke wisatawan. Ini sesuai instruksi dari Kasatpol PP pada seluruh petugas SAR Satlinmas seluruh DIY," jelas Suris.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Priyanta madya satmaka mengakui, selain wisatawan, masyarakat Gunungkidul sendiri juga kesadarannya mulai mengalami degradasi terkait mematuhi protokol kesehatan, sehingga memicu penambahan kasus Covid-19.
Ia mencontohkan, banyak masyarakat yang sebenarnya selalu membawa masker namun jarang digunakan. Di samping itu, aturan jaga jarak ataupun tidak bersentuhan seperti bersalaman juga susah diterapkan. Hal ini tidak lepas dari rasa kegotongroyonhan masyarakat di Gunungkidul yang masih melekat.
"Jiwa sosial masyarakat Gunungkidul sangat tinggi. Makanya protokol kesehatan sulit diterapkan,"ungkapnya.
Baca Juga: 46 Kasus Baru di DIY, 19 Karyawan Kesehatan Gunungkidul Positif COVID-19
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Dapat Rekomendasi dari DPP Gerindra, Sutrisna Wibawa dan Sumanto Siap Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Ruang Aksi Muda: Kolaborasi GSM dan Milenial Bergerak, Hadirkan Pembelajaran Inspiratif di Gunungkidul
-
JNE Lebih dari Sekedar Pekerjaan: Marsudi Wujudkan Mimpi Mulia Berkat Dedikasi dan Kejujuran
-
Viral Sapi Mati Sebelum Disembelih Gegara Terjerat Tali, Netizen Simpati ke Pemiliknya
-
Raffi Ahmad Mundur dari Beach Club di Kawasan Lindung Karst, Proyek Bakal Tetap Lanjut?
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
Terkini
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini
-
Pakar hukum UGM Usul Bawaslu Diberi Kewenangan seperti KPK
-
Ini Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak