Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 17 Agustus 2020 | 11:15 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan HB IX memberi hormat saat pengibaran bendera merah putih di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Senin (17/8/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Penyelengaraan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 yang jatuh pada 17 Agustus 2020 di Yogyakarta dilakukan secara sederhana. Pengibaran bendera merah putih di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta hanya dilakukan oleh enam personel.

Upacara dimulai sejak pukul 07.00 wib, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono bertindak sebagai inspektur upacara. Sementara komandan upacara dipimpin Letkol Inf Arief Wicaksana.

Protokol pencegahan Covid-19 dilaksanakan dengan ketat. Personel dan kesatuan upacara yang hendak masuk ke Gedung Agung wajib mengenakan masker. Tahun ini tidak banyak tamu undangan yang dihadirkan lantaran menghindari kerumunan.

Pengibaran bendera di Istana Kepresidenan dimulai pukul 07.10 wib, hentakan langkah pengibar bendera tak seramai tahun lalu. Kali ini pengibaran saka merah putih hanya dilakukan oleh enam orang. Padahal sebelumnya mencapai puluhan untuk mengibarkan satu bendera merah putih.

Baca Juga: Bertambah Terus, Pasien Corona di DIY Jelang HUT RI Melejit 1.025 Kasus

Terdiri dari empat siswa SMA di Yogyakarta yakni 3 orang pengibar bendera dan satu pembawa baki. Selain itu dua personel dari Denpom IV/2 ikut mengawal pengibaran sang saka merah putih.

Inspektur upacara, Sri Sultan menyebut bahwa HUT RI ke-75 di tengah wabah Covid-19 adalah momentum untuk meneguhkan makna kemerdekaan. 

"Karena sejatinya kemerdekaan tak ada keterbatasan untuk menghalangi manusia berkembang meningkatkan potensi yang ada. Mendorong kultur keunggulan juga harus dilakukan terutama di bidang pendidikan," ungkap Sri Sultan dalam sambutannya Gedung Agung Yogyakarta, Senin (17/8/2020).

Ia juga menyoroti bahwa gerakan budaya harus terus digaungkan di Yogyakarta. Hal itu sebagai langkah menuju peradaban maju dan bermartabat untuk masyarakat.

"Hal ini mari kita sinergikan untuk menjadi wahana indonesia maju dalam suasana gotong royong dan guyub rukun masyarakat saat ini," terangnya.

Baca Juga: 46 Kasus Baru di DIY, 19 Karyawan Kesehatan Gunungkidul Positif COVID-19

Upacara hanya diikuti sekitar 20 personel TNI-Polri serta jajaran Pemda DIY. Meski terbatas, tak sedikit masyarakat yang menyaksikan pengibaran bendera disi Barat Gedung Agung Yogyakarta.

Masyarakat juga mengabadikan momen detik-detik pengibaran dengan gayanya saat mencapai ujung tiang bendera.

Seorang warga yang berada di pagar Gedung Agung sisi barat menyebut bahwa peringatan kemerdekaan Republik Indonesia terasa sepi. Beberapa kampung miliknya tak menggelar lomba dan kegiatan apapun.

"Yang biasanya saya mengantar anak untuk upacara 17-an, kini sudah tidak ada lagi karena dibatasi. Pemerintah juga mengimbau menghindari kerumunan. Namun begitu saya tetap warga Indonesia yang berusaha untuk taat," ungkap Joko Hartoyo (55) yang saat itu tengah bersepeda di Nol Kilometer. 

Load More