SuaraJogja.id - Para pemuda di Kalurahan Ngepohsari Kepanewonan Semanu Gunungkidul memiliki cara tersendiri dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia.
Mereka menggelar upacara di perut bumi, Goa Jlamprong yang berada di kedalaman 35 meter dari permukaan tanah.
Untuk menjangkau lokasi upacara, puluhan pemuda dan pemudi ini harus berjalan kaki selama 30 menit. Untuk mencapai mulut goa, peserta harus berjalan kaki melalui medan turunan yang cukup terjal.
Setelah itu, mereka diharuskan berjalan masuk ke dalam goa. Batuan yang licin karena situasi lembab harus di lalui, bahkan peserta harus melewati genangan air sedalam 40 centimeter.
Bahkan karena tingginya antusiasme kawula muda di Kalurahan ini, ruangan di dalam Goa serasa sesak dan bertambah lembab.
Baju yang basah dan suasana cukup dingin tak menghalangi puluhan pemuda dan pemudi ini untuk mengikuti upacara yang cukup sakral tersebut.
Ketua Panitia, Joko Susilo menuturkan setidaknya ada 30 orang peserta yang turut dalam upacara bendera kali ini. Mereka adalah perwakilan masing-masing padukuhan yang ada di Kalurahan Ngepohsari. Sebenarnya, banyak warga yang ingin turut serta, namun karena sempitnya lokasi maka pihaknya terpaksa membatasi.
"Sebenarnya sangat banyak yang ingin ikut. Tetapi karena alasan tempat dan protokol kesehatan maka peserta kita batasi,"ujarnya, Senin (17/8/2020) usai upacara.
Selain dibatasi jumlah peserta, siapa saja yang masuk ke dalam area goa harus menggunakan peralatan keselematan lengkap.
Baca Juga: Sebanyak 30 Wisatawan di Gunungkidul Terjaring Razia Masker
Helm pelindung kepala dan masker wajib dikenakan agar mereka terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan terutama karena medan yang licin.
Joko menyatakan alasan dipilihnya Goa Jlamprong sebagai tempat upacara karena ingin menambah suasana hikmat. Di samping itu, upacara di dalam Goa ini juga sebagai salah satu bentuk untuk menghindari kerumunan massa di tengah massa Pandemi Covid19.
"Ini juga bentuk perayaan HUT Kemerdekaan RI dengan cara yang berbeda,"tambahnya.
Salah seorang peserta, Beti Oktavini mengakui jika mengikuti upacara di dalam goa memiliki kesakralan tersendiri.
Terlebih karena untuk mencapai lokasi upacara harus dilalui dengan perjuangan cukup berat. Ditambah lagi lokasi upacara juga cukup ekstrim dengan kontur goa tak beraturan.
"Senang sekali, ini baru pertama kali saya ikuti,"ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Warga Mulai Padati Imogiri, Ingin Saksikan Prosesi Pemakaman PB XIII dari Dekat
-
Buntut Keracunan Siswa, Pemkab Bantul Panggil Seluruh SPPG Cegah Insiden Serupa
-
Cuaca Ekstrem Ancam DIY: Dua Kabupaten Tetapkan Status Siaga
-
Di Samping Sang Ayah: Posisi Makam Raja PB XIII Terungkap, Simbol Keabadian Dinasti Mataram?
-
Jalur yang Dilewati Iring-iringan Jenazah PB XIII di Yogyakarta, Polda DIY Siapkan Pengamanan Ekstra