Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 18 Agustus 2020 | 20:10 WIB
Ketua KWT Melati Titin Kusnawati menunjukkan produk olahan cabai di tempat produksinya yang berada di Kretek, Glagah, Temon, Kulon Progo, Selasa (18/8/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Sementara itu, Kasi Pengolahan dan Pemasaran Holtikultura Bidang Holtikultura DPP Kulon Progo Jayeng Purwadi menyampaikan, penampilan produk atau packaging menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam pemasaran. Oleh sebab itu, diharapkan KWT Melati bisa terus mempercantik kemasan dari setiap produknya guna meningkatkan daya saing di pasaran.

"Konsumen yang akan membeli pasti akan melihat tampilannya dulu, jadi memang tampilan itu penting. Perbaikan kemasan akan berperan dalam pemasaran," ucap Jayeng.

Jayeng menyebutkan, tidak hanya cabai saja produk holtikultura yang sudah diolah oleh petani Kulon Progo. Hasil panen lain, misalnya bawang merah, juga sudah bisa diolah oleh masyarakat untuk meningkatkan harga jualnya.

"Kami yakin, penjualan produk olahan semacam ini akan membaik seiring perbaikan ekonomi pascapandemi," tuturnya.

Baca Juga: Baru 30 Persen, Pembangunan Rest Area Maetala Ditargetkan Selesai Awal 2021

Kabid Holtikultura DPP Kulon Progo Juliwati juga menuturkan, pihaknya akan terus berupaya memberikan pembinaan dan pendampingan secara maksimal kepada KWT Melati dalam mengolah hasil panen petani. Menurutnya, KWT Melati sudah layak dianggap sebagai "embrio" dari kelompok lain di Kulon Progo yang nanti akan didorong seperti itu.

"Pengembangan kelompok untuk memaksimalkan mengolah hasil panen petani akan menyasar KWT di empat kecamatan lain, yakni Panjatan, Galur, Temon dan Wates," jelasnya.

Load More