Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 20 Agustus 2020 | 13:46 WIB
Seni pewayangan di Omah Budaya Kahangnan pada malam 1 Suro 2020 atau 1 Muharram 1442 Hijriah, Rabu (19/8/2020) - (SuaraJogja.id/Putu)

"Kita ada pelatihan aksara Jawa Carakan dan Jawa Kawi. Pelatihan terbuka 24 jam dan sifatnya gratis," jelas Hangno.

Lima kali pertemuan bisa membaca dan menulis aksara jawa. Ke depan kami akan mengembangkan sekolah filologi," lanjutnya.

Sementara kurator pameran, Adrian Kresna, mengungkapkan, Omah Budaya Kahangnan diharapkan mampu menjawab tantangan pengenalan kesenian di kawasan pinggiran.

Dengan begitu, makin banyak masyarakat, termasuk kaum urban, yang mengenal kesenian Jawa.

Baca Juga: Tahun Baru Islam, Mengingat Kembali Sejarah Penanggalan Kalender Hijriah

"Ibaratnya omah budaya ini seperti seni mengepung kota. Ruangan ini bisa dipakai untuk kegiatan seni budaya pada umumnya, khususnya wayang. Kami coba mencontoh Festival Lima Gunung yang sukses di Magelang," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More