Seiring dengan seleksi alam, kini hanya ada 2 Kepala Keluarga yang serius menekuni batik karena sebagian besar ibu rumah tangga di kampung tersebut menganggapnya tidak memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Sehingga batik hanya digunakan sebagai profesi sambilan.
Kendati demikian Guntur dan istrinya tak pernah berkecil hati. Keduanya kini justru disibukkan dengan kegiatan pemberdayaan berkaitan dengan batik di kalurahan-kalurahan lain yang ada di seluruh Gunungkidul.
Guntur mengaku bersama istrinya memang sudah melakukan gerilya ke kalurahan-kalurahan sejak tahun 2012 yang lalu.
Kini mereka berdua telah melakukan pemberdayaan batik di 14 Kelurahan yang tersebar di wilayah kabupaten Gunungkidul.
Baca Juga: DIY Diterpa Angin Kencang, BMKG Beberkan Alasannya
Bekerjasama dengan pemerintah kelurahan setempat, dirinya bersama istrinya melakukan pemberdayaan dalam rangka mempertahankan eksistensi batik yang sesungguhnya.
"biasanya saya diminta untuk membuatkan motif batik masing-masing kalurahan sesuai dengan ciri khas mereka," ungkapnya.
Guntur mengaku kini telah menciptakan setidaknya 14 motif batik dari masing-masing Kelurahan yang bekerjasama dengan dirinya. Motif batik yang ia ciptakan didasarkan pada sejarah perkembangan Kelurahan tersebut.
Jika tidak ada sejarah maka motif yang ia ciptakan akan menonjolkan produk unggulan Kelurahan tersebut.
Dia mencontohkan untuk batik sinuwun yang sengaja dia ciptakan untuk padukuan Jelok. Saat datang pertama kali ke desa wisata Jelok tersebut ia mempertanyakan sejarah perkembangan dari desa wisata tersebut. Namun karena tidak memiliki sejarah Desa jelok maka ia Lantas membuat motif batik sinuwun.
Baca Juga: Danai Film Tilik, Disbud DIY: Potensi Filmmaker Jogja Sangat Kuat
"Kebetulan di Desa Wisata Jelok ada menu andalah Gudeg Sinuwun, gudeg berbahan dasar jantung pisang dikombinasi dengan ikan kali. Saya kombinasikan semuanya menjadi motif Sinuwun," terangnya.
Berita Terkait
-
Dapat Rekomendasi dari DPP Gerindra, Sutrisna Wibawa dan Sumanto Siap Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Ruang Aksi Muda: Kolaborasi GSM dan Milenial Bergerak, Hadirkan Pembelajaran Inspiratif di Gunungkidul
-
JNE Lebih dari Sekedar Pekerjaan: Marsudi Wujudkan Mimpi Mulia Berkat Dedikasi dan Kejujuran
-
Viral Sapi Mati Sebelum Disembelih Gegara Terjerat Tali, Netizen Simpati ke Pemiliknya
-
Raffi Ahmad Mundur dari Beach Club di Kawasan Lindung Karst, Proyek Bakal Tetap Lanjut?
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar