Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 23 Agustus 2020 | 15:18 WIB
Dwi Lestari salah seorang penggagas batik siberkreasi di Kampung Batik Manding, Gunungkidul saat ditemui, Sabtu (21/8/2020). [Kontributor / Julianto]

Sang istri Dwi mengatakan proses perjalanan dirinya dengan suaminya mencintai batik dan bertekad untuk mempertahankan batik memang cukup berliku.

Keduanya bahkan mengaku belajar batik secara otodidak setelah mendatangi berbagai lokasi sentra batik yang ada di seluruh Indonesia.

"Saya lulusan akademi sekretaris. Suami lulusan pariwisata, tidak nyambung memang," ujarnya.

Tahun 2010 yang lalu suaminya memutuskan keluar dari pekerjaannya menjadi honorer di pasukan pemadam kebakaran Gunungkidul yang telah dilakukannya selama 5 tahun. Keduanya lantas berkonsentrasi ingin mempertahankan batik sebagai warisan adiluhung nenek moyang bangsa Indonesia.

Baca Juga: DIY Diterpa Angin Kencang, BMKG Beberkan Alasannya

Melalui berbagai cibiran dan omongan orang lain yang tidak mengenakkan keduanya berusaha untuk mempertahankan prinsip mereka tersebut.

Ia bersama dengan suaminya tidak lagi memperdulikan omongan orang lain yang meragukan konsep mereka. Karena biasanya omongan orang lain tersebut selalu menyandingkan antara idealisme dengan ekonomi.

"Kalau pengen kaya sebenarnya dari dulu kita bisa. Pernah ada pihak yang ingin membeli desain suami saya dengan nominal tidak sedikit, dan setiap bulan minimal 4 desain. Tetapi suami saya tidak mau karena desain tersebut akan digunakan untuk batik printing,"kenangnya.

Kini perlahan-lahan karya keduanya mulai diakui oleh berbagai kalangan. Tahun 2018 yang lalu Guntur pernah terpilih menjadi salah satu juri dalam lomba desain batik yang dilaksanakan oleh salah satu produsen perlengkapan bayi terkemuka di Indonesia.

Menurut Dwi, kepuasan menekuni idealisme mereka berdua bukan sekedar ekonomi semata. Namun kini banyak memiliki saudara bahkan hampir di seluruh Gunungkidul.

Baca Juga: Danai Film Tilik, Disbud DIY: Potensi Filmmaker Jogja Sangat Kuat

Tak jarang warga Kelurahan yang mereka dampingi datang ke rumah nya untuk bersilaturahmi. Setiap saat banyak yang mengirimi mereka hasil bumi masing-masing Kelurahan.

Load More