SuaraJogja.id - Blue Lagoon menjadi salah satu destinasi wisata berupa pemandian alam yang cukup populer di Yogyakarta. Bukan hanya di kalangan wisatawan saja, lokasi ini cukup dilirik oleh banyak travel blogger.
Bukan tanpa alasan, pasalnya Blue Lagoon yang berlokasi di kawasan Sleman, Yogyakarta ini menyuguhkan panorama alami nan memanjakan mata dan pikiran.
Warna sumber air yang begitu bersih, bening biru kehijauan tersebut membuat destinasi wisata ini kemudian dijuluki dengan Blue Lagoon.
Bak oase di tengah padang gersang, air Blue Lagoon ini diketahui berasal dari Sungai Tepus yang juga mengaliri waduk Jerangkong.
Belum lama ini, pihak pengelola Blue Lagoon dan Dinas Pariwisata Sleman mengajak sejumlah travel blogger untuk menilik langsung uji coba new normal di lokasi wisata tersebut.
Hari ini, Minggu (23/8/2020) acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih, kemudian Guntur Eka Prasetya selaku Ketua Badan Promosi Pariwisata Sleman, Ketua Pengelola Desa Wisata Blue Lagoon, Suhadi, dan yang terakhir Rohmadon Inuhai selaku perwakilan travel blogger.
Melalui pemaparan yang disampaikannya, travel blogger yang akrab disapa Madun tersebut mengaku begitu antusias dengan diadakannya uji coba terbatas di Blue Lagoon.
Meskipun mengaku sudah tidak terlalu aktif menulis, dirinya ternyata sering mengajak teman-teman sesama travel blogger dari berbagai daerah untuk menjelajahi serta mempromosikan pariwisata Indonesia.
Dirinya berharap, bukan hanya pihak pengelola saja yang maksimal di dalam menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan COIVD-19.
Baca Juga: Siasati Situasi Pandemi, Kemenparekraf Dukung Tur Wisata Virtual
Travel blogger tersebut ingin, pengunjung atau wisatawan juga secara sadar diri menerapkan kedisiplinan ketika menikmati liburan di sebuah destinasi wisata termasuk salah satunya Blue Lagoon.
"Kadang, pihak pengelola destinasi wisatanya sudah maksimal menyediakan segala protokol kesehatan, tapi ya itu ya pentingnya menggalakan aturan karena masih banyak pengunjung yang kurang mematuhi," tutur Rohmadon.
Di samping itu, Rohmadon menambahkan bahwa banyak sekali wisatawan yang sebenarnya sangat tertarik dengan kisah bersejarah, legenda dari sebuah destinasi wisata.
Rohmadhon mencoba mengajak pihak pengelola Blue Lagoon untuk nantinya menyuguhkan kisah bersejarah atau asal-usul lokasi yang kini dikelola oleh mereka.
"Kalau saya lihat teman-teman travel blogger atau wisatawan ini sangat tertarik dengan cikal bakal terbentuk destinasi wisata ini, karena ada kenangan berkesan begitu. Karena menurut kami setiap tempat wisata punya cerita tersendiri," imbuhnya.
Pada akhir penjelasan yang disampaikannya, Rohmadhon ingin nantinya pihak pengelola bisa menambahkan sejumlah paket wisata yang melibatkan kearifan lokal masyarakat tak jauh dari Blue Lagoon.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi