Scroll untuk membaca artikel
Angga Roni Priambodo | Arendya Nariswari
Minggu, 23 Agustus 2020 | 19:05 WIB
Blue Lagoon, destinasi wisata pemandian alami di Yogyakarta. (Suarajogja/Arendya)

"Kadang, pihak pengelola destinasi wisatanya sudah maksimal menyediakan segala protokol kesehatan, tapi ya itu ya pentingnya menggalakan aturan karena masih banyak pengunjung yang kurang mematuhi," tutur Rohmadon.

Di samping itu, Rohmadon menambahkan bahwa banyak sekali wisatawan yang sebenarnya sangat tertarik dengan kisah bersejarah, legenda dari sebuah destinasi wisata.

Rohmadhon mencoba mengajak pihak pengelola Blue Lagoon untuk nantinya menyuguhkan kisah bersejarah atau asal-usul lokasi yang kini dikelola oleh mereka.

"Kalau saya lihat teman-teman travel blogger atau wisatawan ini sangat tertarik dengan cikal bakal terbentuk destinasi wisata ini, karena ada kenangan berkesan begitu. Karena menurut kami setiap tempat wisata punya cerita tersendiri," imbuhnya.

Baca Juga: Siasati Situasi Pandemi, Kemenparekraf Dukung Tur Wisata Virtual

Pada akhir penjelasan yang disampaikannya, Rohmadhon ingin nantinya pihak pengelola bisa menambahkan sejumlah paket wisata yang melibatkan kearifan lokal masyarakat tak jauh dari Blue Lagoon.

"Supaya berkesan beda dan edukatif, pihak Blue Lagoon mungkin nantinya bisa menambah paket murah berwisata, seperti ada penginapan, kelas menari, membatik atau bermain gamelan begitu. Nah, inilah yang biasanya menjadi daya tarik untuk pengunjung termasuk juga teman-teman travel blogger," pungkasnya.

Load More