Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 25 Agustus 2020 | 16:25 WIB
Sejumlah warga sedang mencermati dan mendokumentasikan desain tol Jogja, usai sosialisasi pembangunan tol di Balai Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. - (Suara.com/Uli Febriarni)

Proses penggantian belum dilakukan karena baru saja melewati tahapan sosialisasi.

Penggantian gedung akan diawali dengan penyiapan gedung pengganti terlebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan perobohan gedung lama.

Kala ditanya soal antisipasi tahapan pembangunan gedung yang diperkirakan mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM), Sri menjamin kelak nihil hambatan dan kendala dalam KBM.

Walau ia tidak menampik, setiap pembangunan fisik pasti ada dampak polusi suara dan udara.

Baca Juga: Penganiayaan di Burjo Sleman, Korban Alami Luka Tusuk Bagian Perut

"Mestinya ada antisipasi terhadap itu. Mungkin ada treatment pengelola proyeknya, pasti akan ada," kata Sri menekankan.

Pj Kepala Desa Banyurejo, Sunarta membenarkan, adanya tanah desa Banyurejo yang digunakan sebagai lokasi gedung sekolah, dan terdampak proyek tol Jogja-Bawen.

Pada prinsipnya, pihaknya tidak masalah dan mendukung proyek nasional tersebut.

"Kalau memang tanah kas desa akan dipakai nanti bisa dipakai, tapi kan harus ada penggantinya di tempat lain," ucapnya.

Menurut dia, kemungkinan bangunan SD N Banyurejo 1 akan direlokasi. Sehingga pihaknya harus mencari lokasi baru.

Baca Juga: Viral Galih Gadis Penjual Tahu di Sleman, Putar Otak Bertahan Saat Pandemi

"Soal berapa ganti untungnya nanti dari Satker tol. Kami harus siapkan dahulu lahan pengganti SD yang kena tol itu," kata dia.

Load More