Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 25 Agustus 2020 | 18:03 WIB
Kepala badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bantul Danu Suswaryanta. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Bantul terus mempersiapkan segala sarana dan prasarana guna menyambut pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) CPNS 2019 yang akan digelar 5-18 September mendatang. Pelaksanaan SKB sendiri semula dijadwalkan pada Maret lalu namun harus tertunda akibat pandemi Covid-19.

Kepala badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bantul Danu Suswaryanta, mengatakan pelaksanaan SKB ini menjadi penting mengingat jumlah pegawai yang terus menyusut. Menurutnya jika tidak ada penambahan pegawai negeri sipil (PNS) maka dapat menimbulkan krisis di jajaran pemerintahan.

"Tahun ini saja hampir 600 pegawai harus pensiun, kalau tidak ada penambahan maka otomatis bisa krisis," ujar Danu kepada SuaraJogja.id, Selasa (25/8/2020).

Meski dihantui oleh krisis pegawai yang mungkin saja terjadi, pihaknya enggan untuk bertindak sembrono dalam mengambil keputusan. Termasuk dalam pelaksanaan SKB yang harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Usai Tes, Anggota DPRD Bantul yang Positif Covid-19 Sempat ke Panti Asuhan

Danu mengatakan, SKB CPNS di Bantul sendiri telah dijadwalkan pada 14-16 September. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang bertempat di Gedung Graha Wana Bhakti Yasa Yogyakarta, tahun ini SKB akan dilaksanakan di Jogja Expo Center (JEC) yang lebih luas.

"Idealnya jumlah yang ikut adalah 601 peserta dikali 3. Namun saya mendapat informasi bahwa beberapa formasi yang SKD tidak terisi. Jadi jumlah terakhir yang kita terima itu adalah 1.535 peserta," ungkapnya.

Danu merinci, dari 1.535 peserta yang ikut SKB pada September mendatang, terdapat 29 peserta yang mengikuti seleksi di luar Bantul. Dikatakan Danu itu sudah sesuai dengan keputusan Panitia Seleksi Nasional (panselnas) yang memberikan pilihan kepada peserta yang berhak mengikuti SKB.

Menurutnya hal itu juga menjadi langkah yang positif juga dalam terus mendukung pelaksanaan SKB dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dengan mengikuti ujian tanpa datang ke Bantul, peserta juga berpartisipasi dalam mengurangi jumlah kunjungan dan meminimalisir perjalanan antar daerah.

Selain itu jumlah sesi yang akan dilaksanakan dalam satu hari juga dikurangi. Jika sebelumnya dapat melaksanakan 4-5 sesi perhari sekarang hanya dapat diselenggarakan maksimal 3 sesi.

Baca Juga: Demi Tekan Kecurangan, Fairuz Minta Peran Aktif Publik di Pilkada Bantul

"Jumlah peserta per sesi dulu bisa 500 lebih tapi sekarang hanya dibatasi 200 setiap sesi. Hal ini mempertimbangkan jarak antar peserta saat proses ujian," ucapnya.
 
Pembatasan tersebut juga bertujuan untuk memberi waktu guna sterilisasi dalam setiap sesi yang dilaksanakan. Selain itu demi menekan kerumunan nanti hanya peserta yang diperbolehkan ke lokasi ujian.

Selain itu peserta yang berasal dari luar daerah juga harus melengkapi diri dengan surat keterangan sehat atau bebas Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil rapid tes yang negatif. Ditambah lagi pihak panitia seleksi daerah (panselda) akan menjaga lebih ketat gerak-gerik setiap peserta.

"Nanti panselda akan lebih ketat dari kemarin, jadi itu untuk menjaga agar komunikasi dan kontak fisik tidak terjadi. Langkah antisipasi agar tidak ada kluster baru," imbuhnya.

Kepala Sub Bidang Formasi dan Pengadaan Pegawai Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bantul, Jazari Hisyam, menambahkan bahwa pihaknya juga sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi bila terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan.

Salah satunya jika pada pemeriksaan suhu ditemukan peserta yang melebihi ketentuan yakni 37,3 derajat celcius dan tetap sama setelah tiga kali percobaan, maka peserta akan ditempatkan di ruang khusus.

Pihaknya juga sudah menyiapkan tim medis yang berjaga di lokasi. Jika memang ada peserta yang melebihi ketentuan suhu tubuh selain ditempatkan di ruang khsusu bisa juga dialihkan ke sesi terakhir khusus yang berada di masing-masing kabupaten/kota. Bahkan itu juga termasuk peserta yang ternyata dinyatakan positif Covid-19 sebelum mengikuti tes.

"Intinya tidak akan ada peserta yang digugurkan sebelum melaksanakan ujian. Nanti kita akan mencoba memberikan fasilitas yang terbaik dan lengkap bagi setiap peserta tanpa terkecuali," kata Hisyam.

Dijelaskan Hisyam bahwa petugas juga akan menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi pengawas di ruang tersebut.

Load More