Dalam perjalanannya, Edutania tak hanya hadir untuk institusi sekolah, komunitas ini juga menyambangi panti asuhan, rumah sakit, hingga kantong-kantong tempat belajar, dengan cakupan seluruh Yogyakarta, dan tidak menutup kemungkinan hingga ke luar kota.
"Bentuk literasinya macam-macam, ada dongeng, memberikan pelatihan menulis, hingga media pembelajaran," jelas Diaz.
Untuk menemukan tempat dongeng, Diaz menyebut Edutania punya dua sistem, jemput bola dan kolaborasi.
"Jemput bola semudah kami bertanya kepada teman yang punya anak kecil, apakah di sekolahnya membutuhkan pendampingan literasi atau tidak," imbuhnya.
Selain itu, sambung Febri, Edutania juga menjalin kerjasama dengan komunitas seperti kelompok belajar atau promotor.
Edutania tak sekedar bertemu anak-anak dan berbagi cerita, ada proses panjang yang dilalui sebelum anggota komunitas tampil di atas panggung.
Dijelaskan Diaz, komunitas ini selalu melakukan riset untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh para peserta yang akan diberikan pendampingan nanti.
Riset yang dilakukan mencakup umur peserta, latar belakang seperti kawasan tempat tinggal, hingga bahasan yang akan dibawakan sejalan dengan tema acara.
Komunitas ini akan berupaya sebaik mungkin untuk membuat peserta dekat dengan cerita yang disampaikan, sehingga mudah mengambil pembelajaran.
Baca Juga: Sapardi dan Puisi Pada Suatu Hari Nanti. Selamat Jalan Eyang!
"Saat mendongeng kita pakai peraga, biasanya berupa boneka tangan atau proyektor untuk menarik minat mereka. Tidak menutup kemungkinan anak-anak kami gunakan sebagai media dengan berperan sebagai tokoh, bersama kami," jelas Febri.
Mengangkat tema tentang pendidikan karakter hingga pelajaran sekolah
Cerita yang dibawa oleh Edutania tak melulu soal dongeng klasik, komunitas ini juga mengangkat bahasan-bahasan seperti pendidikan karakter hingga materi pembelajaran di sekolah.
Mengingat dengan tingginya penggunaan gawai di ranah anak-anak, hoaks menjadi salah satu tema pendidikan karakter yang acapkali dibawakan ke panggung.
"Salah satu tema pendidikan karakter ya terkait hoaks itu, kami datang ke TK saat itu dan mendongeng tentang kejujuran, jangan mudah percaya, semua harus di crosscheck," beber Diaz.
Untuk membantu anak lebih memahami pembelajaran, Edutania juga menyiapkan cerita-cerita yang di dalamnya terdapat materi sekolah seperti proses terjadinya hujan, metamorfosis, hingga nama-nama hewan dan bagian tumbuhan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta