Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Fitri Asta Pramesti
Rabu, 26 Agustus 2020 | 10:09 WIB
Komunitas Edutania. (Instagram/edutania_channel)

Komunitas yang terbuka dan Palugada

Sejak awal didirikan, Diaz mengakui bahwa Edutania merupakan komunitas yang sangat terbuka dan fleksibel. Dalam artian, anggotanya tidak terikat.

Anggota Komunitas Edutania. (Suara.com/Asta)

Menggunakan sistem volunteer, siapa saja diperbolehkan untuk bergabung dan berperan bersama komunitas ini, kapan saja.

"Walaupun ada anggota tetap, tapi dalam menjalankannya tetap fleksibel, komunitas tidak terikat. Misalnya semua volunteer off, tinggal dua orang, ya tetap jalan. Pokoknya kita bagi tugas," jelas Diaz.

Baca Juga: Sapardi dan Puisi Pada Suatu Hari Nanti. Selamat Jalan Eyang!

Komunitas yang terbuka dengan sistem berbagi tugas, salah satu volunteer Edutania, Fransiska Gita Advenita, mengaku menjadi tak terbebani ketika berproses di Edutania.

"Bagi waktu dengan kegiatan kuliah tidak terlalu ada masalah yang berarti karena semua sudah dijadwalkan dan dibagi tugasnya di awal," ujar Tata.

Sementara Chatarina Dyah Ayu Pasca, yang juga menjadi volunteer Edutania, mengamini mudahnya bergabung di komunitas ini.

"Awalnya mas Febri sering share kegiatan Edutania di WhatsApp, karena aku tertarik akhirnya ingin gabung, dan langsung gabung saja," kata Chatarina.

Menuju akhir obrolan, Diaz menggarisbawahi salah satu yang membuat Edutania unik adalah semboyan Paludaga yang diterapkan, alias "Apa yang lu mau, gue ada."

Baca Juga: Cantik! Gaun Pengantin Disney Hadirkan Nuansa Pernikahan ala Negeri Dongeng

"Jadi mau disuruh dongeng gas, mau workshop diminta mengajari media pembelajaran ya gas, mau workshop penulisan juga oke, pokoknya kami gas terus selama berhubungan dengan literasi," tandasnya.

Load More