Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 26 Agustus 2020 | 13:49 WIB
Sejumlah wisatawan berkunjung ke destinasi wisata budidaya ikan di Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (19/8/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Masyarakat Bantul yang memanfaatkan aliran irigasi untuk pengairan sawah khawatir jika air bakal disabotase oleh warga yang tinggal di sekitar Kampung Mrican.

"Sebelumnya dapat penolakan dari warga Bantul, tapi akhirnya kami mediasi dan memberikan gambaran dari rencana kami itu," jelas Andi.

Memberi pemahaman kepada masyarakat juga berproses. Andi tak memungkiri bahwa niat baik warga Mrican belum tentu diterima warga lainnya.

Berulang-ulang pertemuan hingga mediasi dilakukan. Karang Taruna yang saat itu hanya berjumlah 10-15 orang sudah setengah jalan dan tak ingin rencana tersebut gagal.

Baca Juga: Ditanya Soal Tamu dari Jakarta di Jogja, Begini Jawaban Santai Zaskia Mecca

Mediasi terakhir yang dilakukan di pertengahan tahun 2019 seakan mendapat angin segar. Kedua pihak bersepakat menjalani dan saat itu pula, aliran air tetap berjalan lancar. Bahkan warga Mrican sendiri berusaha membuat saringan air untuk menyaring sampah di sepanjang selokan.

"Secara tidak langsung sampah yang datang dari sungai Gajah Wong ke selokan ini tertahan dengan saringan yang kami modifikasi sendiri. Bahkan ada 4 saringan. Jadi air yang mengalir ke kawasan Bantul juga bersih," kata dia.

Tutup tahun 2019, Komunitas Bendhung Lepen terus berinovasi. Tanaman dan pinggir selokan yang ada di kawasan tersebut dicat dan ditata untuk menghidupkan kesan asri.

Sejumlah wisatawan berkunjung ke destinasi wisata budidaya ikan di Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (19/8/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Tak hanya itu, perekonomian warga sekitar mulai muncul. Banyak warga yang membuka usaha makanan dan minuman di sekitar RTH dan di pinggir selokan.

Hingga kini, warga belum berencana menetapkan tiket masuk kepada pengunjung yang datang. Wisatawan cukup datang dan memarkirkan kendaraan dengan biaya seikhlasnya.

Baca Juga: Rindu Kuliner Jogja, Coba di Rumah Resep Gudeg Nangka Ini

Warga juga menyediakan makanan ikan atau pelet dalam sebuah gelas plastik. Pengunjung hanya membayar Rp2 ribu dan meletakkan uang di toples yang sudah disediakan.

Load More