SuaraJogja.id - Antropolog, Aris Mundayat memberikan komentarnya mengenai fenomena ghibah dalam film Tilik. Ia menyebutkan, jika budaya membicarakan keburukan orang lain, sudah ada sejak abad ke 8 Masehi.
Aris mengatakan, jika kegiatan membicarakan keburukan orang lain yang dilakukan oleh masyarakat, terpahat dalam relief Candi Borobudur yang diperkirakan ada sejak abad ke 8 Masehi.
Selama puluhan abad, kegiatan ghibah ini sendiri hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Kontestasi kritik di tengah masyarakat, seolah menunjukkan adanya ruang publik di luar ruang publik yang nyata.
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan membicarakan aib orang lain bisa ditemukan di banyak tempat. Baik di gardu ronda, tempat nongkrong mahasiswa, dosen dan sebagainya.
Baca Juga: Kadispar Gunungkidul Ungkap Tantangan Kelola Wisata di Era New Normal
"Ada dua kritik mengenai film Tilik, pertama adalah mengenai stereotyping perempuan," ujar Aris dalam webinar bersama Impulse Yogyakarta Rabu (26/8/2020).
Aris mengatakan, bahwa stereotyping yang ada di film Tilik terletak pada apa yang diucapkan oleh Bu Tejo. Ia menyebutkan bahwa itu merupakan reproduksi alam patriarki yang dihidupkan melalui kegiatan ghibah.
Bu Tejo tidak dilihat hanya sebagai orang yang senang menunjukkan hartanya. Namun, sosok Bu Tejo juga menunjukkan bahwa posisi perempuan berada di bawah patriarki. Namun hal tersebut bukanlah sesuatu yang disadari. Melainkan sudah menjadi hal yang terjadi dan diproduksi dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Aris juga menilai, bahwa kegiatan ghibah merupakan sebuah bentuk perlawanan kepada kaum yang lemah. Dalam film Tilik, ia menilai bahwa pihak yang diserang adalah Bu Lurah.
"Ia dikasihani tapi sekaligus diserang, ia dikatakan sebagai orang yang tidak punya suami kok jadi lurah," terang Aris.
Baca Juga: Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Wisawatan Sleman Perlu Daftar Online
Dalam scene itu ditunjukkan, bahwa Bu Tejo mencoba mereproduksi patriarki kedalam bentuk posisi politik suaminya. Walaupun secara terus menerus, Bu Tejo mengelak bahwa dirinya mempromosikan sang suami.
Selama sepuluh menit pertama film diputar, Aris mengaku masih menangkap kesan alamiah dalam cerita yang disajikan. Namun, pada 10 hingga 15 menit terakhir film diputar, ia merasa cara penyampaian ghibah Bu Tejo terlalu dilebihkan dengan ekspresi pendukung dan sebagainya.
Dimana hal itu, dikatakan Aris bisa menurunkan kualitas film tersebut. Sebab, tanpa disadari dalam pembuatan film itu ada kegiatan yang menyebabkan timbulnya penyampaian nilai negatif yang bersinggungan dengan stereotyping.
Aris menilai kedepannya, penting untuk sutradara dan penulis naskah untuk memperhatikan penyampaian pesan-pesan dalam membuat film agar tidak menimbulkan stereotyping yang bisa menjadi bahan komentar kelompok tertentu.
"Nah ini yang perlu dihindari kedepan soal teknik film. Itu artinya kita perlu mempelajari dari semua komentar yang melibatkan jutaan orang ketika mereka memberikan komentar untuk film tersebut. Disitu saya lihat untuk kedepan sebuah film pendek seperti ini tanpa harus essentializing perempuan," imbuh Aris.
Berikutnya, Aris menyampaikan dalam adegan Bu Tejo mengambil informasi dari internet, sebagai sebuah kritik sosial. Dimana ada poin penting yang disampaikan kepada khalayak untuk berfikir dua tiga kali ketika melihat ke dalam internet.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Kicking Off a New Horizon: BRI Mulai Perjalanan Transformasi Berkelanjutan
-
Tak hanya Takbirdha, Dua Orang Penganiaya Driver ShopeeFood di Sleman Juga jadi Tersangka
-
Ricuh Kurir ShopeeFood di Sleman hingga Rusak Mobil, Dua Orang Ditetapkan jadi Tersangka
-
Mengamankan Diri dari Desakan Massa, Penganiaya Driver ShopeeFood di Sleman jadi Tersangka
-
Dalang Penggantian Plat BMW Maut Sleman Terungkap: Kenal Dekat dengan Keluarga Tersangka?