SuaraJogja.id - Pengelola cafe di Jalan Nologaten, Caturtunggal, Depok Sleman mengeluhkan tindakan aparat gabungan yang menertibkan kedai kopi miliknya saat giat operasi new normal.
Petugas gabungan saat itu langsung memberikan Surat Peringatan dan hanya menyasar satu cafe yang ada di Jalan Nologaten saja.
Penertiban dilakukan tim gabungan dari aparat Kepolisian Resor Sleman dan juga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sleman, Sabtu (22/8/2020), sekitar pukul 23.30 wib
"Sebenarnya saat awal muncul virus Covid-19 di Yogyakarta memang ada sosialisasi ke kedai kopi termasuk ke kedai kopi milik kami. Tapi saat itu masih dengan cara yang halus," terang salah seorang pengelola cafe di Jalan Nologaten ditemui di cafe setempat, Rabu (26/8/2020).
Baca Juga: Biar Nyaman Wisata New Normal, DISPAR DIY Luncurkan Jogja Clean an Safe
Pria yang enggan disebutkan namanya ini mengaku sudah menerapkan protokol keamanan dan pencegahan penularan virus Covid-19. Wastafel portable dan mewajibkan pelanggan mengenakan masker dilakukan dengan menempel banner dan spanduk.
"Kami sudah mengikuti protokol keamanan dari petugas. Warung kami buka sampai jam 21.00 wib, semuanya sudah dilakukan. Namun seiring perubahan kondisi new normal, tidak ada sosialisasi lagi dan kami membuka usaha sampai pukul 00.00 wib," kata dia.
Saat membuka usaha seperti biasa, cafe miliknya kembali didatangi aparat. Namun begitu kedatangan petugas berbeda dengan sebelumnya, petugas sedikit menekan dengan nada emosi.
"Selama masuk new normal ini, belum ada sosialiasi (jam operasional). Tahu-tahu mereka itu (petugas gabungan) datang dengan nada yang tidak enak," tambah dia.
Ia juga menyayangkan sikap marah yang ditunjukkkan petugas saat datang ke tempat usahanya.
Baca Juga: SKB CPNS di Kota Jogja Wajibkan Peserta dari Luar DIY Bawa Hasil RDT
"Ya mereka langsung marah-marah. Mereka tanya mau tutup jam berapa, mengapa tidak ada jaga jarak. Jadi mencari kesalahan agar kami merasa takut," jelasnya.
Padahal, kondisi cafe maupun usaha lain yang ada di sekitar Jalan Nologaten saat itu ramai pengunjung sama seperti cafe miliknya. Namun, hanya tempatnya saja yang didatangi dan langsung diberikan surat peringatan.
"Di sisi lain, cafe-cafe lain tidak disosialisasi seperti tempat usaha saya. Dari awal pandemi sampai sekarang juga tidak ditegur, hanya tempat saya saja. Kan jadi saya ngerasa kayak tidak adil. Kemarin langsung diberi surat peringatan dan mereka bilang jika masih seperti ini akan dicabut izinnya," terang dia.
Pihaknya mengungkapkan seharusnya petugas memberi teguran secara lisan terlebih dahulu sebelum memberi surat peringatan. Di sisi lain pihaknya juga sudah melakukan pencegahan Covid-19 di tempat usahanya.
"Jadi tidak ada teguran, selain itu mereka mengatakan jika kami tidak mentaati peraturan bahwa cafe tutup jam 23.00 wib. Padahal informasi itu belum sampai kepada kami. Memang bangku dan kursi di cafe saya sudah saya berikan tanda. Tapi kami juga tidak bisa menegur pelanggan ketika yang datang bergerombol," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Satpol PP Sleman, Arif Pramana menuturkan bahwa sosialisasi jam operasional cafe sudah dilakukan secara masif.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Rekomendasi HP Xiaomi RAM 12 GB: Harga Rp3 Jutaan dengan Memori 512 GB
- 7 Rekomendasi Sepatu Lari Mirip HOKA Budget UMR, Lebih Ramah di Kantong
- 5 Mobil Fortuner Bekas Mulai Rp 90 Jutaan, Budget Pas-pasan Bisa Bawa Pulang SUV Mewah
- Heboh Surat Terbuka Gubernur Aceh Muzakir Manaf ke Prabowo: Sahabat Seperjalanan, Pernah Jadi Lawan
- Rekomendasi HP OPPO Termurah 2025: Memori Besar, Harga Cuma Rp1 Jutaan
Pilihan
-
Arkadia Digital Media (DIGI) Kantongi Laba Bersih Rp 1,2 Miliar
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Baterai Jumbo, Terbaik Juni 2025
-
Ini Alasan QJMotor Indonesia Baru Umumkan Harga Off The Road 4 Motor Barunya
-
7 Rekomendasi Smartwatch dengan Layar AMOLED Terbaik Juni 2025. Terang di Bawah Terik Matahari
-
Hasil Piala Dunia Antarklub 2025: PSG Tersungkur, Atletico Madrid Perkasa
Terkini
-
Incaran Mafia Tanah, Sertifikat Mbah Tupon Kapan Kembali? Ini Kata BPN DIY
-
Energi Nuklir Solusi Krisis? DPR Dukung Kerja Sama Indonesia-Rusia, Tapi...
-
Mafia Tanah Mbah Tupon Dibongkar: 7 Tersangka Dijerat Pasal Berlapis, Termasuk Pencucian Uang
-
Terungkap, Begini Cara Mafia Tanah Rampas Aset Mbah Tupon di Bantul
-
Update Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 3 Tersangka kembali Ditahan, Total 6 Orang Diamankan Polda DIY