SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo batal menghadiri videoconference bersama Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (28/08/2020) sore.
Sedianya kegiatan tersebut menjadi rangkaian kunjungan Presiden ke DIY selain meresmikan Yogyakarta International Airport (YIA) dan pemberian bantuan presiden bagi UMKM ultra mikro di Gedung Agung.
"Awal informasi ada tiga titik, di YIA, gedung agung dan kepatihan. Di kepatihan dalam rangka RI 1 ingin koordinasi khusus penanganan COVID-19 di DIY. Tapi kemarin sore, kami diinfo agenda di kepatihan didrop sehingga videoconference dengan bupati/walikota dan dan rumah sakit rujukan di DIY," ungkap Kepala Bagian Humas Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji saat dikonfirmasi, Jumat Siang.
Menurut Ditya, pihaknya tidak mendapatkan alasan pembatalan kedatangan Presiden Kepatihan. Namun dari info awal, kunjungan ke DIY memang tentative sesuai jadwal Jokowi.
Sejumlah persiapan di Kepatihan pun akhirnya tidak digunakan Presiden. Padahal sejumlah fasilitas disiapkan untuk menyambut orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Diantaranya videotron besar yang disewa pemda dan dipasang di Gedung Pracimosono. Selain itu tanaman hias yang diletakkan di berbagai titik Kompleks Kepatihan seharga Rp20 juta.
Selain itu seluruh kompleks, terutama di Gedung Pracimosono juga dilakukan pembersihan disinfektan, termasuk menyediakan bilik disinfektan. Kursi di gedung tersebut pun dikurangi sepertiga dari kapasitas biasanya agar sesuai protokol kesehatan COVID-19
Semua orang yang ikut kegiatan juga wajib mengikuti rapid test. Sedangkan yang akan kontak dengan RI 1 juga wajib swab test.
“Kami dicontohkan setpres saat presiden melakukan kunjungan yang sama di tempat lain. Untuk keperluan videotron kami khusus menyewa untuk videoconference, namun teknisnya kami tidak bisa menyebutkan berapa,” ungkapnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di DIY Tambah 42 Kasus, Salah Satunya Masih Balita
Meski batal digunakan, videotron yang disewa cukup mahal itu akan digunakan untuk videoconference antara gugus tugas dengan bupati/walikota serta rumah sakit rujukan.
“Jadi tidak masalah, fasilitas yang kami sewa tetap bisa digunakan sesuai peruntukannya meski tidak ada pak presiden,” jelasnya
Sebelumnya pemilik usaha tanaman hias, Ramuji Raharja (55) mengaku mendapatkan orderan tanaman hias seharga Rp 20 juta. Dia dapat orderan dari Pemda dari Rabu (26/08/2020) malam.
“Saya kemudian survei mengukur kebutuhan tanaman hiasnya berapa, setelah harga deal kami kerja Kamis pagi,” ungkapnya.
Tanaman hias yang ditanam untuk memperindah kompleks Kepatihan cukup beragam. Mulai dari soka, melati korea, melati mini hingga airis. Jumlahnya pun cukup banyak, untuk soka mencapai 1.000 tanaman, melati korea 400 tanaman dan melati mini 100 biji.
Ramuji bahagia dapat pesanan dari Pemda. Apalagi selama pandemi ini penjualan tanaman justru naik 70 persen lebih.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag