
SuaraJogja.id - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Papua Barat, dr Titus Taba meninggal dunia akibat covid-19. Istrinya yang juga terpapar, memeluk peti mati suaminya sesaat sebelum dimakamkan.
Potret mengharukan dibagikan oleh akun Twitter @aik_arif Kamis (27/8/2020). Ada dua foto yang dibagikan. keduanya sama-sama menunjukkan seorang mengenakan hazmat warna merah muda duduk disamping peti mati warna putih.
Dalam keterangannya disampaikan bahwa seseorang dalam hazmat merah muda itu adalah dr Jenny, istri dari almarhum dr Titus Taba. Kedunya sama-sama terpapar covid-19.
Sayang, sang suami pergi menghadap sang kuasa terlebih dahulu. Sementara dr Jenny masih mengikuti perawatan intensif untuk terbebas dari covid-19. Meski begitu, ia masih setia mendampingi sang suami.
Baca Juga: Dukung Produk Lokal, Bandara YIA Siap Tampung Ratusan UMKM
Foto pertama menunjukkan seorang wanita duduk di atas kursi. Sekitar satu meter dari tempatnya duduk, ada sebuah peti jenazah berwarna putih. Dari bahasa tubuh yang terlihat, wanita itu terlihat lesu.
Sedangkan foto kedua menunjukkan wanita tersebut memeluk peti jenazah di depannya. Kepalanya bertumpu pada satu tangan yang tergeletak di atas peti jenazah. Foto tersebut seolah menggambarkan kesedihan yang mendalam.
"Trenyuh, dr Jenny, istri almarhum dr Titus Taba, Ketua IDI Papua Barat, juga dalam pemulihan covid-19, mendampingi jenazah suaminya. dr Titus adalah dokter ke-94 yang meninggal karena Covid-19. Masih juga kita abai? Mau seberapa banyak lagi yang mesti meninggal?," tulis akun @aik_arif dalam keterangannya.
Sejak diunggah, foto tersebut sudah disukai lebih dari 16 ribu pengguna Twitter. Ada sembilan ribu lebih yang membagikan ulang dan ratusan lainnya meninggalkan komentar.
"Rakyat bisa apa? Jangankan beli masker, buat makan aja susah. Kedua, bukankah sudah ada rencana rezim @jokowi untuk impor dokter asal Cina? Jadi, Pemerintah aja tidak menaruh perhatian khusus," tulis akun @mukidi_penipu.
Baca Juga: PSI Arahkan Dukungan ke Halim-Joko di Pilkada Bantul, Ini Alasannya
"Tetap masalahnya bukan cuma covid tapi komplikasi yang lain, jadai jangan mengkambing hitamkan covid," komentar akun @efendir1892.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Mengapa Paus Fransiskus Dimakamkan dalam 3 Peti Mati? Ini Makna di Baliknya
-
Juni 'Mengerikan' Menanti Prabowo: Beban Utang Jatuh Tempo Capai Rp 178 Triliun, Warisan Pandemi
-
Pemda Papua Barat Daya Pantau Efektivitas Layanan Digital, Netmonk Berikan Dukungan
-
Pertamina Hadir untuk Masyarakat Aimas Sorong Papua Barat Lewat Sobat Aksi Ramadan 2025
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
Terpopuler
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- 7 Produk Skincare Pemutih Wajah Recommended Bersertifikat BPOM
- Akal Bulus Demi Raih Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Main dengan '12 Pemain'?
- Pemain Sinetron Inisial FA Ditangkap Kasus Narkoba, Siapa?
- 5 Rekomendasi Serum Mencerahan Wajah: Tersedia di Indomaret, Harga Mulai Rp18 Ribuan
Pilihan
-
Sengketa PSU Siak Berlarut-larut: Jangan sampai Nafsu Berkuasa Merusak Sosial Ekonomi
-
Diisi Tokoh Top Dunia! Danantara Masih Mandul, Tajinya Belum Terlihat
-
Sosok Mbok Yem, 'Penjaga' Gunung Lawu dan Warungnya yang Legendaris
-
Ormas 'Obok-obok' Proyek Pabrik BYD, BKPM: Ini Citra Buruk, Indonesia Seolah Jadi Sarang Preman
-
Beda Nasib Kakak Pascal Struijk: Main Tarkam Demi Bertahan Hidup
Terkini
-
Guru Besar UGM Terduga Pelaku Kekerasan Seksual Diperiksa Awal Mei, Kampus Bergerak Cepat?
-
PR Menumpuk Meski WTP 15 Kali, Pemda DIY Didesak Benahi Dana Hibah dan Penyaluran Dana Bergulir
-
Polemik Ijazah Jokowi, UGM Buka Suara Soal Komunikasi dengan Polisi
-
Pria di Indekost Sleman Terkonfirmasi Alumni S2 UGM, Ini Penjelasannya
-
Misteri Kematian Dosen Asal Semarang di Sleman: Polisi Periksa 4 Saksi, Tunggu Hasil Forensik