SuaraJogja.id - Suara seperti orang mengigau ataupun bergumam seolah ngobrol dengan orang lain terdengar di salah satu sudut Padukuhan Ploso, Kalurahan Petir, Kapanewon Rongkop Gunungkidul.
Teriakan tak jelaspun terkadang membahana tanpa seutas kata. Bukan umpatan meski sesekali disertai lengkingan tertawa dan kemudian hening terdiam.
Rupanya, itu adalah suara Edi Pranowo yang selalu meracau hampir sepanjang hari. Dan sudah puluhan tahun pria yang berusia lebih dari kepala tiga ini lebih banyak terdiam di salah satu sudut rumahnya.
Tak ada yang ia kerjakan selain termenung, tertawa, berteriak tak beraturan.
Ya, putra dari Broto Yuwono dan Rutinem adalah salah satu warga Kalurahan Petir yang masuk kategori Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Selain Edi, ada puluhan ODGJ yang tinggal di Kalurahan Petir. Puluhan ODGJ ini mampu hidup berdampingan dengan warga setempat.
Warga pun tak risih lagi dan menganggap ODGJ adalah bagian dari mereka sehingga tak boleh dibeda-bedakan.
Sejenak melihat kondisi Kalurahan Petir memang nampak biasa. Kondisi alam yang merupakan perbukitan batu nampak gersang terutama di musim kemarau seperti saat ini.
Warga juga susah untuk menangkap sinyal untuk sekedar komunikasi. Masyarakatnya hidup berdampingan satu sama lain. Hanya saja, istimewanya, di desa ini, tidak menganggap ODGJ merupakan aib. Cara memperlakukan ODGJ cukup istimewa.
Baca Juga: Didesak Transparansi, Pemda DIY Kembangkan COVID-19 Monitoring System
Lurah Petir, Sarju mengatakan, Kalurahan Petir telah berusaha keras agar mampu memberlakukan ODGJ dengan ramah dan layaknya warga biasa lainnya.
Sebab, dari 3.824 jiwa penduduk Kalurahan Petir, ada 30 orang di antara mereka yang menjadi ODGJ. Tentu, banyaknya jumlah ODGJ bukanlah hal mudah bagi Kalurahan ini untuk maju.
"Kami kesulitan untuk menentukan arah kebijakannya dalam mengentaskan kemiskinan,"ujar Sarju, Rabu (3/9/2020) ketika ditemui di kantornya.
Tahun 2015 yang lalu, pihaknya mendeklarasikan sebagai Kalurahan Ramah Jiwa. Kalurahan Ramah Jiwa ini, adalah Kalurahan yang memegang prinsip tidak membeda-bedakan satu sama lain meskipun dengan warga ODGJ.
Sehingga tidak ada satupun ODGJ yang dikucilkan oleh masyarakat.
Puluhan ODGJ yang tinggal di Kalurahan Petir tidak satupun dipasung. Atau juga dipresekusi oleh lingkungannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- 15 Kode Redeem FF Hari Ini 2 Agustus, Klaim Hadiah Kolaborasi Naruto, Skin Kurama, & Emote Ninja!
Pilihan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
-
Tarif Trump Berlaku 7 Agustus 2025, IHSG Borpotensi Merana Hingga Akhir Tahun
-
Saham Terafiliasi Suami Puan Maharani Bergerak Abnormal, Langsung Kena Sentil BEI
-
Antam Tarik Utang Rp8 Triliun dari Bank Asing
-
Dirut Food Station Tersangka Tapi Beras Oplosan Terlanjur Beredar, Pramono Serukan Penarikan
Terkini
-
DPRD DIY Pasang Badan, Lawan Kebijakan PPATK yang Bekukan Rekening Warga Tanpa Bukti
-
Dampak Ekonomi Tol Jogja-Solo: 6 Exit Tol di Sleman Diharapkan Dongkrak Pariwisata dan Kuliner
-
Aksi Nekat Maling Sasar SD di Sleman, Uang Puluhan Juta Lenyap! Polisi Turun Tangan
-
Borobudur Dipakai Promosi Jogja? Blunder Dinas Pariwisata Bikin Geleng-Geleng Kepala
-
Mulai Agustus 2025: Pelajar Gunungkidul Bisa Cek Kesehatan Gratis! Ini Targetnya