SuaraJogja.id - Pemilik Grup Djarum, Budi Hartono menyurati Presiden Joko Widodo perihal pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta yang dinilai tidak tepat. Menanggapi hal tersebut, pendiri Lokataru Indonesia, Haris Azhar memberikan tanggapannya menyebut Budi resah dengan duitnya sendiri.
Sebelumnya dikabarkan Bos Djarum, Budi Hartono mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo yang membahas mengenai rencana pemberlakuan PSBB di Jakarta. Dalam pertimbangannya, Budi menilai bahwa PSBB di Jakarta selama ini tidak terbukti efektif untuk menurunkan kasus pasien positif.
Pertimbangan kedua, bahwa rumah sakit di Jakarta akan tetap mencapai jumlah kapasistas maksimum dengan ada atau tidaknya PSBB. Pemerintah di daerah maupun pusat seharusnya terus mempersiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus.
Dalam suratnya, Budi Hartono juga menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengedalikan laju pasien yang terpapar virus corona. Pertama, yakni penegakan aturan dan pemberian sanksi untuk masyarakat yang tidak disiplin. Pemerintah harus tegas dalam memberikan sanksi dan hukuman.
Baca Juga: Pegawai Ada yang Positif, PN Sleman Tutup Layanan Mulai Hari Ini
Kedua, pemerintah pusat dan daerah harus bersama-sama meningkatkan kapasistas isolasi masyarakat, sehingga tidak melebihi kapasitas maksimum ICU di Jakarta. Ketiga, pemerintah harus melakukan testing, isolasi, tracing dan treatment. Sejauh ini pemerintah masih kurang dalam hal tracing dan treatment.
Keempat, Budi meminta agar perkenomian harus dijaga. Sehingga aktivitas masyarakat yang menjadi motor perekonomian mendatang terus terjaga, serta kesinambungan kehidupan masyarakat hingga pandemi berakhir tetap berjalan.
Dalam surat bertanggal 11 September tersebut, Budi menyebutkan jika masyarakat lebih takut kehilangan pekerjaan dan pendapatan sehingga kelaparan daripada ancaman terpapar wabah corona.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Universitas Trisakti, Haris Azhar menyampaikan pendapatnya yang mempertanyakan keresahan Budi Hartono dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia. Ia menilai, jika salah satu orang terkaya di Indonesia itu hanya mengkhawatirkan keuangannya sendiri.
"Bos Djarum Super tulis surat, resah seolah dengan ekonomi Indonesia jika ada PSBB. Kenapa dia tidak resahkan masyarakat adat di Sumba Timur yang tanah, situs adat, hutan, irigasi hancur karena anak perusahaan Hartono Plantation??," tulis Haris Azhar dalam cuitannya.
Baca Juga: Lurah Positif, Kantor Kalurahan Jetis Ditutup Hingga Waktu Belum Ditentukan
Hartono Plantation merupakan salah satu anak perusahaan milik Grup Djarum alias milik Budi Hartono. Perusahaan ini memiliki aktivitas utama dalam bidang penanaman dan pemanenan kelapa sawit. Berdiri sejak tahun 2008, perusahaan ini fokus pada agrobisnis kelapa sawit.
Sejak diunggah, cuitan itu sudah mendapatkan 2000 lebih tanda suka dari warganet. Ada seribu lebih yang membagikan ulang, dan 24 diantaranya menyertakan kutipan. Sementara tidak sedikit juga yang berkomentar menunjukkan pendapat pro dan kontra dengan pemikiran Haris.
"Pak Haris, Pak Hartono itu orangnya cerdas pak, karena Covid-19 itu bohongan, biarlah bagi yang takut jadi pengangguran di rumah aja dan bagi yang cerdas ambil bagian yang bekerja," tulis akun @politikus26.
"Padahal setiap PSBB pun orang makin resah dan beli rokok," komentar akun @Primasonjr.
"Harusnya orang terkaya itu bantu rakyat miskin bukan sebaliknya menghancurkan irigasi petani dan merusak hutan untuk menumpuk kekayaan sendiri. Demokrasi Mafia Cita Rasa Komunis sudah menggerogoti Pancasila dan Agama sudah selayaknya di hentikan. Cc @msaid_didu dan @RamliRizal," tanggapan akun @assultanalfatih.
Sementara akun @damian_tress menyampaikan, "Mereka hanya mementingkan produk mereka laku, tidak memikirkan nyawa orang, bagi mereka nyawa itu tidak ada harganya."
Catatan redaksi: Artikel ini sudah dilakukan revisi karena ada kesalahan dari pihak redaksi. Selaku redaksi, kami meminta maaf kepada pihak yang dirugikan semoga di kemudian hari tidak terulang kembali. Terimakasih.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Haris Azhar Ajak Masyarakat Blokir Podcast Bocor Alus Politik Tempo
-
Dicaplok Grup Djarum, Apakah Pendapatan Bakmi GM Rp 1,5 Miliar Per Hari?
-
Hariz Azhar Bongkar Dugaan Pelanggaran HAM dan Orang Kuat di Balik Operasi Tambang PT GPU
-
Alasan Heru Budi Diangkat Jadi Komut PT MRT Begitu Lengser dari Pj Gubernur Jakarta
-
Heru Budi jadi Komisaris Utama MRT Jakarta
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik