SuaraJogja.id - Meskipun belum sepekan DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tetapi sudah ada 13.000 pemudik datang ke Gunungkidul.
Pemkab sendiri mengaku tidak bisa membendung laju pemudik masuk ke wilayah mereka.
Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, sejak awal Pandemi Covid-19 melanda, pihaknya telah mewajibkan semua pemudik untuk melapor ke pemerintah kalurahan.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pemerintah desa untuk mencatat setiap pergerakan warganya.
Badingah pun mengungkapkan pantauan Sistem Informasi Desa (SID) yang ada di setiap kalurahan.
Secara otomatis, kata dia, pemudik yang datang wajib memberikan informasi kepada pamong kalurahan, yang kemudian diinput melalui SID.
"Pergerakan pemudik tetap terpantau," ujarnya dalam apel siaga persiapan Pilkada, Rabu (16/9/2020).
Ia mengakui, arus mudik saat ini tidak terbendung, dan Pemkab sendiri tidak bisa menolak karena memang tidak ada dasar hukum untuk menolaknya.
Selain itu idak ada cara lain mencegah meningkatnya jumlah pemudik ini. Pihaknya hanya bisa menghadapi situasi ini dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin.
Baca Juga: Dampak PSBB, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di Bawah -2,1 Persen
Saat ini, pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Forkompinda dan mewajibkan pemudik untuk melaksanakan karantina mandiri terlebih dahulu selama 14 hari.
Jika sudah 14 hari dan tidak menunjukkan gejala Covid-19, maka pemudik diperbolehkan untuk bergaul dengan tetangganya.
"Kami tidak bisa membendung sama sekali," ujar Badingah.
Sementara itu, Kepala UPT Terminal Semin Nur Wijaya mengatakan, tidak ada peningkatan jumlah pendatang yang masuk melalui terminalTSemin. Setiap harinya, penumpang yang turun ke Terminal Semin hanya berjumlah belasan.
"Kalau keberangkatan sangat berkurang, yang tadinya 13, 15, sekarang setiap harinya belum tentu ada," jelas Nur.
Dari sisi protokol kesehatan, Nur hanya mampu melakukan pengecekan, seperti kelengkapan masker bagi para penumpang, karena di UPT Terminal Semin sendiri belum ada sarana penunjang Covid-19 .
Berita Terkait
-
Dampak PSBB, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di Bawah -2,1 Persen
-
Belum Ada Penyekatan, Kendaraan Masih Bisa Keluar-Masuk Jakarta-Jabar
-
Dua Hari Operasi Yustisi PSBB Jakarta, Terkumpul Rp 88 Juta Uang Denda
-
Dua Hari PSBB Jakarta, Nyaris 10 Ribu Orang Terjaring Operasi Yustisi
-
Di Tengah PSBB, Satria Muda Pilih Berlatih di Luar Jakarta
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta
-
DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Rebutan Saldo Gratis Hingga Rp199 Ribu!
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi